SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengeluhkan sulitnya mendapatkan tabung gas LPG 3 kilogram di pasaran. Kelangkaan yang terjadi membuat mereka harus ekstra menempuh jarak lebih jauh untuk mendapatkannya.
Afrida Rafni, warga Perumahan Taman Mangu, Kecamatan Pondok Aren mengatakan bahwa kelangkaan tabung gas berwarna hijau sudah terjadi sepekan terakhir. Namun, hingga saat ini semakin sulit untuk mendapatkannya.
“Tadi nyari gas mulai jam 9 an ke warung-warung madura, kebetulan saya lagi masak, gas habis di jam segitu. Saya nyari pada kosong, sampai saya minta pesen sama penjaga warungnya buat simpan satu gas besok buat saya,” ujarnya, Minggu (2/2).
Afrida mengatakan, dirinya pun mencoba mendatangi toko sembako yang menjual tabung gas yang berada di Jalan Ceger Raya, Jurangmangu Barat. Namun, sesampainya disana, sudah banyak warga yang mengantre.
“Tapi setelah itu saya nggak langsung pulang, saya masih coba cari ke toko sembako. Di toko sembako itu sudah ramai banget orang ngantre gas. Ada yang bawa 1 tabung gas sampai ada juga yang bawa 5 tabung gas,” katanya.
Afrida mengira akan mendapatkan barang yang ia cari, pasalnya tidak berselang lama mobil pengangkut gas LPG subsidi itu tiba. Tetapi, setelah menunggu lama rupanya warga harus memiliki kupon agar dapat menukar gas kosong dengan yang isi.
“Karena saya mikir bakal dapet gas di situ, ya udah ikut ngantre. Ada sekitar jam setengah 10 lewat saya udah mulai antre sampe jam setengah 11 atau jam 11-an gitu antrenya. Di jam segitu, mobil Pertamina yang gas 3 kg itu datang. Ya saya ikut ngedeketlah. Eh ternyata sistem beli gas nya itu pake nomor antrean,” jelasnya.
“Ternyata warga yang nunggu itu udah pada dapet nomor antrean, mereka udah pada ngantre buat ambil nomor dari jam 7 pagi, itu juga dibatesin cuma sampe 50 nomor doang,” sambungnya.
Lantaran tidak mendapatkan nomor antrean, dirinya memutuskan untuk pulang. Afrida pun menyebut akan kembali datang besok agar mendapatkan nomor antrean.
“Penjaga toko sembakonya sih bilang setiap hari bakal ada gas 3 kg tapi ya gitu sistemnya pakai nomor antrean. Yaudah, karena saya gak punya, akhirnya saya pulang. Besok niatnya mau coba antre lagi,” ucapnya.
Pantauan di toko yang dimaksud wanita berhijab itu nampak ratusan gas menumpuk. Didepannya bertuliskan gas 3 kg kosong, sejumlah warga nampak banyak yang datang sembari menenteng gas untuk membeli. Salah satu penjaga toko bilang gas sudah habis.
Hal senada dirasakan oleh warga Pamulang Adrian (32). Ia mengaku kesulitan memperoleh gas di warung sekitar yang dekat dengan rumahnya sejak kemarin.
“Saya ke koperasi stok gas katanya kosong, ke warung lain juga kosong,” katanya.
Menurutnya, gas merupakan salah satu kebutuhan utama dalam rumah tangga, sehingga untuk memenuhi kebutuhan itu, ia terpaksa harus mencari LPG 3 Kg ke setiap warung maupun pangkalan yang ditemui olehnya.
Adrian bilang, sekiranya jarak yang ia tempuh untuk mendapatkan LPG 3 Kg sejauh 3 kilometer.
“Saya naik motor mutar-mutar hingga akhirnya dapat di agen gas dekat Unpam. Kalau dilihat dari speedometer motor saya, ada 3 kilometer saya nyari gas,” sebutnya.
Terpisah, Hermanto (45), pengelola koperasi di Perumahan Sinar Pamulang Permai turut mengalami kesulitan untuk memperoleh gas bersubsidi ini. Kata dia, untuk memenuhi kebutuhan warga Sinar Pamulang Permai, sedianya setiap hari ia harus memiliki stok 30 hingga 50 tabung.
“Udah dua minggu terakhir ini langka, pesanan yang diminta tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh agen. Mau bagaimana lagi, tinggal tunggu kiriman besok dari pangkalan,” bebernya.
Sebagai informasi, efektif per 1 Februari 2025, Kementerian ESDM sudah memberlakukan aturan para pengecer LPG 3 Kg beralih menjadi pangkalan. Langkah itu dilakukan guna menata penjualan LPG sesuai dengan harga yang telah ditetapkan. (eko)
Diskusi tentang ini post