SATELITNEWS.COM, SERANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten, mengalokasikan anggaran Rp400 Miliar lebih untuk program sekolah gratis di sekolah negeri dan swasta yang masuk pada postur APBD 2025. Namun demikian, di tahun pertama program itu hanya menyasar kelas X.
Plt. Kepala Disdikbud Provinsi Banten Lukman mengatakan, penerapan sekolah gratis itu akan dilakukan secara bertahap sampai seluruhnya tercover, selama tiga tahun kedepan. Namun tentu saja, harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang dimiliki Pemerintah Provinsi Banten. Program sekolah gratis, akan diberlakukan pada tahun ajaran baru 2025/2026.
“Ini untuk kelas X,” kata Lukman, Minggu (2/2/2025).
Dikatakan Lukman, program sekolah gratis yang merupakan janji kampanye Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten terpilih, Andra Soni dan Dimyati Natakusumah ditujukan bagi 1.540 sekolah negeri dan swasta tingkat SM/ SMK, dan SKh.
Program ini, rencanannya akan dilaunching oleh Andra setelah dilantik sebagai Gubernur Banten.
Lukman mengatakan, ada sejumlah sekolah swasta besar yang menolak program sekolah gratis. Umumnya, mereka adalah sekolah dengan biaya tinggi, sehingga sudah sangat cukup memenuhi kebutuhan operasional sekolah dari iuran siswa mereka sendiri.
“Saat ini,, sudah ada sejumlah sekolah yang mengajukan menolak program sekolah gratis,” ujarnya.
Menurut Lukman, sekolah yang sudah menerima program sekolah gratis dilarang memungut lagi uang dari orang tua murid. Kecuali, bila ada kesepakatan antara sekolah, komite, orag tua murid, dan persetujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten. Bila ada sekolah yang tetap memungut biaya, maka akan diberikan sanksi.
“Sanksinya, tidak akan diberikan di bulan berikutnya,” tandasnya.
Program sekolah gratis, kata Lukman, secara penganggaran berbeda dengan dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS. Lukman mengklaim, sekolah-sekolah swasta mengapresiasi dan menunggu diberlakukannya program sekolah gratis. Sebab, bila mengandalkan siswa, banyak siswa yang tidak membayarkan SPP.
“Respons dari teman-teman swasta, mereka sangat senang. Daripada nunggu SPP. Hitungan mereka, 50 persen saja yang bayar SPP itu udah bagus,” tuturnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post