SATELITNEWS.COM, TANGERANG – Merespon viralnya kelangkaan gas LPG 3 Kg bersubsidi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Resmiati mengatakan, bahwa tidak terjadi kelangkaan terhadap gas LPG 3 Kg bersubsidi. Menurutnya, kondisi saat ini adalah akibat dari adanya perubahan teknis pendistribusian saja.
“Sebetulnya tidak ada kelangkaan gas. Tetapi, ada perubahan teknis pendistribusian saja. Dimana, gas bersubsidi tersebut tidak dijual oleh pengecer seperti biasa. Yang boleh menjual, hanya agen dan pangkalan yang telah terverifikasi,” kata Resmiati kepada Satelit News, Senin (3/2).
Lanjut Resmiati, berdasarkan Surat Edaran dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor B-570/MG.05/DJM/2025, bahwa mulai per 1 Februari 2025 pendistribusian LPG 3 Kg bersubsidi tidak lagi dilakukan oleh pengecer, melainkan langsung oleh agen dan pangkalan yang telah terdaftar.
“Jadi mulai 1 Februari tidak ada lagi pengecer. Penjualan LPG 3 Kg bersubsidi, harus dari pangkalan dan agen,” tukasnya.
Lanjutnya, setiap tabung akan dihargai sebesar Rp 19.000. Resmiati menegaskan, bahwa stok LPG 3 Kg aman dan tidak terjadi kelangkaan. Dia juga mengatakan, bahwa masyarakat atau sebelumnya yang menjadi pengecer, diperbolehkan untuk menjadi pangkalan atau subpenyalur. Namun harus mendaftarkan diri terlebih dahulu di website yang telah ditentukan.
“LPG (3 Kg bersubsidi) aman, stok ready dan melimpah. Lalu, untuk pengecer yang ingin menjadi subpenyalur juga bisa, nanti tinggal mendaftar di website yang telah ditentukan,” katanya.
Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Tangerang, agar tidak panik dengan perubahan mekanisme pendistribusian LPG 3 Kg tersebut.
Resmiati juga mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat dengan cara langsung ataupun menggunakan spanduk, media masa, dan media sosial, bahwa LPG 3 Kg tetap tersedia di pangkalan dan agen. Sementara itu, terkait perbedaan harga jual yang disampaikan masyarakat, pihaknya juga akan mengundang para agen untuk mengingatkan agar patuh terhadap aturan.
Resmiati mengatakan, jumlah agen dan pangkalan yang tersedia di Kabupaten Tangerang cukup banyak, diantaranya 2.223 pangkalan dan 80 agen.
“Masyarakat jangan panik, pangkalan dan agen di Kabupaten Tangerang banyak tersedia. Nanti, kita juga akan melakukan sosialisasi, melalui spanduk, media masa, dan media sosial. Bahkan, besok (hari ini, red) kita akan turun langsung untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkapnya
“Beliau juga mengatakan masyarakat bisa mengakses info terkait LPG 3 Kg melalui http://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg,” tandasnya.
Sementara itu, antrean panjang terjadi di sejumlah titik penjualan tabung gas LPG 3 Kg bersubsidi di Kecamatan Tigaraksa, Senin (3/2/2025). Warga rela mengantre, karena adanya kelangkaan gas tersebut. Mirisnya, meski sudah antre sejak pagi, ada saja warga malah tidak kebagian.
Pantauan satelitnews.com, antrean panjang terjadi di Jalan Raya Ciung, Perumahan PWS Desa Margasari Kecamatan Tigaraksa. Warga rela mengantre demi dapur tetap bisa ngebul alias bisa memasak.
“Iya mas panjang antreannya, tadi saya dapat satu, dijatah. Belinya pun harus pakai KTP dan KK,” ujar Bu Mia yang juga pemilik warung makan ini.
Pihaknya berharap, kondisi keterbatasan tabung gas LPG 3 Kg ini dapat segera teratasi. “Apalagi sudah mau masuk bulan Ramadhan. Kasian juga masyarakat untuk kebutuhan memasak,” jelasnya.
Senada, salah satu warga Desa Sodong, Asmi mengungkapkan, bahwa ia sudah mulai mengantre sejak pukul 08.00 WIB, namun tidak berhasil mendapatkan gas karena kuota yang terbatas.
“Sudah dari setengah 8 kita antre tapi gak dapet karena dibatasi. Capek banget ngantre panjang-panjang, tapi tidak dapat apa-apa,” ujar Asmi dengan kesal.
Kelangkaan gas LPG 3 Kg ini sudah terjadi sejak awal pekan lalu, hingga membuat Asmi dan warga lainnya berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat mempertimbangkan kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat kecil.
“Jangan dipersulit, cari uang saja susah. Dulu beli di warung gampang, sekarang malah susah,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Rusmini, warga lain yang mengaku kecewa dengan kebijakan pembatasan penjualan gas subsidi hanya di pangkalan resmi. Selain sulit didapatkan, harga gas yang dijual pun tidak berbeda jauh dengan harga sebelumnya.
“Harga nggak jauh beda, cuma turun seribu, dari Rp 20 ribu jadi Rp 19 ribu. Tapi antrenya kayak mau ambil BLT. Kalau dibatasi, mestinya harga dipangkas lebih murah,” ujar Rusmini.
Ia juga menyebutkan, bahwa pada waktu itu sempat mencuat kabar dari seorang menteri bahwa harga gas LPG 3 Kg bersubsidi seharusnya hanya Rp 12.500.
Keadaan ini menambah panjang keluhan warga yang merasa kesulitan dengan kebijakan baru ini. Mereka berharap ada solusi agar pasokan gas 3 Kg kembali lancar dan harga lebih terjangkau bagi masyarakat. (alfian/aditya)