SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Wakil Ketua Komisi III DPRD Pandeglang, Ade Muamar, geram karena Pemkab seolah tidak mampu mengatasi persoalan sampah, khususnya di kawasan Teluk, Kecamatan Labuan.
Pasalnya, penumpukan sampah yang selalu terjadi di kawasan Teluk, Kecamatan Labuan, menjadi bukti tidak bisa bekerjanya instansi terkait di lingkungan Pemkab Pandeglang, dalam penataan kawasan kumuh dan kebersihan.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, persoalan sampah harus menjadi perhatian serius Pemkab Pandeglang, karena selama ini belum ada hasil dari program kerja dalam mengatasi persoalan sampah.
“Tentunya harus menjadi perhatian serius pemerintah, jangan sampai persoalan sampah ini dianggap sepele. Harus dibuat dan dijalankan, program kerja dalam mengatasi persoalan sampah ini,” tegas Ade, Selasa (4/2/2025).
Ade menilai, belum teratasinya persoalan sampah menjadi gambaran, rendahnya keseriusan Pemkab Pandeglang dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Oleh karena, sampah menjadi salah satu masalah laten yang tidak ada penyelesaiannya.
“Apapun alasannya, Pemkab tidak bisa mengatasi persoalan sampah ini. Nah ini harus menjadi pelajaran, agar ke depan Pemkab bisa membuat program tepat untuk mengatasi sampah ini,” tandasnya.
Ade mengaku, sebelumnya DPRD Pandeglang sudah memperjuangkan agar alokasi anggaran untuk penanganan sampah ditambah. Akan tetapi, hal itu tidak kunjung terealisasikan, karena Pemkab memiliki kebijakan lain yang sifatnya lebih penting.
“Dari awal kita sudah perjuangkan, agar ada penambahan anggaran untuk mengatasi persoalan sampah ini. Hanya saja, mungkin Pemkab memiliki rencana lain, sehingga usulan penambahan anggaran itu tidak terlaksana,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Pandeglang tidak memiliki kemampuan mengatasi persoalan tumpukan sampah di kawasan Teluk, Kecamatan Labuan. Buktinya, hingga saat ini kembali terjadi penumpukan sampah, meski sering dibersihkan.
Arif Hidayat warga Teluk, Kecamatan Labuan mengatakan, sampah dikawasan Teluk, Kecamatan Labuan kembali menumpuk meski sering dibersihkan. Hal itu, kata dia, menjadi kawasan wisata kuliner tersebut kumuh dan membuat pengunjung tidak nyaman.
“Dibersihkan memang sudah sering, bahkan pernah menggunakan alat berat dan dibersihkan oleh banyak pihak. Tetapi, itu enggak berlangsung lama, karena sampah kembali menumpuk lagi,” katanya, Senin (3/2/2025).
Arif mengatakan, penumpukan sampah itu terjadi karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan serta belum optimalkan program mengatasi sampah dari pemerintah.
“Apabila pemerintahnya siap dan mampu, tentunya tumpukan sampah enggak akan ada lagi. JadIi bukan hanya menyalahkan masyarakatnya saja, tetapi pemerintah juga punya peran besar mengatasi sampah,” ujarnya.
Ahmad Sofyan, warga lainnya menyayangkan, belum teratasinya persoalan sampah tersebut. Padahal, kata dia, kawasan Teluk menjadi salah satu lokasi ramai dikunjungi wisatawan di Kecamatan Labuan.
“Tentunya ini harus menjadi perhatian serius dan harus ada solusinya. Tempat ini kan selalu ramai, kalau kondisi pantainya jorok, kotor, dan bau, mau bagaimana wisatawan bisa betah berlama-lama,” katanya. (adib)