SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan menyatakan stok gas 3 kilogram masih cukup. Masyarakat diminta untuk tidak panik.
Kepala Disperindag Tangsel, Abdul Azis mengatakan telah melakukan pengecekan di sejumlah agen dan pangkalan. Dari situ, kata dia, kuota gas bersubsidi masih memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa ada indikasi penimbunan.
“Kami sudah mengecek langsung ke agen dan pangkalan, tidak ada penimbunan. Gas yang masuk ke agen langsung disalurkan ke pangkalan,” jelas Abdul Azis, Selasa, (4/1).
“Untuk gasnya sendiri tersedia di pangkalan dengan kuotanya selama ini yang saya cek, kuotanya masih memenuhi ketersedian juga memenuhi, saya cek dari agen sampai dengan di pangkalan Intinya seperti itu,” sambungnya.
Dia menegaskan kelangkaan gas itu hanya terjadi warung-warung pengecer bukan di pangkalan atau agen resmi.
“Intinya, kelangkaan ini sebenarnya hanya terjadi di tingkat pengecer, bukan di pangkalan atau agen resmi. Surat edaran yang melarang pangkalan menjual kepada pengecer membuat gas subsidi yang biasanya dijual di warung-warung tidak tersedia,” ujarnya, (4/1).
Abdul menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik serta membeli gas bersubsidi ke pangkalan resmi. Dan masyarakat yang membutuhkan membeli sesuai dengan kebutuhan saja.
“Saya kira gini, masyarakat jangan panik ya jangan panik, jangan khawatir, takut kekurangan tetapi belilah seadanya. Pemkot Tangsel juga mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap membeli gas bersubsidi di pangkalan resmi sesuai aturan yang berlaku. Dengan demikian, distribusi gas bersubsidi di Tangsel tetap terkendali dan dapat memenuhi kebutuhan warga,” pungkasnya.
Diketahui, setidaknya terdapat 44 agen yang beroperasi di kota berjuluk anggrek. Namun, belum dapat dipastikan berapa jumlah pangkalan tabung gas yang masih aktif. Dalam satu bulan, kuota tabung gas tercatat sebanyak 1,7 juta.
Terkait polemik gas, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan meninjau beberapa pangkalan elpiji yang ada di Pamulang untuk memastikan distribusi gas elpiji berjalan dengan tepat sasaran dan tidak menimbulkan korban.
“Kalau soal stok aman, hanya saja yang biasa masyarakat beli di pengecer atau warung kecil, sekarang menumpuk di pangkalan. Jadi kita sampaikan, kita atur supaya antrian jangan sampai mengular, alhamdulilah lancar,” ujar Pilar usai meninjau pada Selasa (4/2).
Saat meninjau, Pilar juga mendapatkan informasi terkait aturan baru, bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan bahwa pengecer diperbolehkan kembali menjual gas elpiji 3 kg.
“Kami mendapat informasi sementara pengecer boleh menjual kembali. Kami senang sekali supaya distribusi bisa lebih merata. Tujuan pemerintah pusat baik sekali, bagaimana bisa mengendalikan dan menata distribusi gas elpiji,” terangnya.
Tetapi, kata Pilar, di lapangan justru masyarakat tidak mempermasalahkan terkait harga yang dijual di pengecer. Mereka beranggapan dengan harga yang lebih tinggi asalkan didapat dengan mudah dan tidak antre.
“SK Wali Kota Tangsel saja gas melon tahun 2022 itu 19 ribu rupiah, kalau di pengecer itu 21 ribu, 22 ribu. Tetapi, masyarakat tidak masalah daripada antre, jauh, bahkan ada yang diantar langsung kan ke rumah,” jelasnya.
Terkait hal ini, Pemkot Tangsel terus memantau agar tidak terjadi kembali masalah-masalah bahkan kericuhan terkait kebutuhan masyarakat akan gas elpiji 3 kg.
“Kita punya sekitar 700 lebih pangkalan, jadi jangan khawatir terkait stoknya. Untuk di pangkalan memang beda-beda, seperti yang kita tinjau ini ada 140 tabung, beda-beda,” ucapnya.
Jadi kata Pilar, masyarakat tidak perlu panik dan dapat mengetahui lokasi pangkalan. Kita tunggu, semoga besok pengecer sudah bisa menjual kembali.
“Kita ada Disperindag ini supaya terus memantau kalo ada aturan baru seperti apa, supaya pangkalan juga siap sehingga tidak terjadi penumpukan,” tutupnya.
Sementara itu Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Dadang Darmawan berharap distribusi gas elpiji bersubsidi benar-benar tepat sasaran dan mudah diakses oleh masyarakat. Dadang menegaskan, bahwa DPRD akan terus mengawal kebijakan relaksasi distribusi agar berjalan dengan baik. Menurutnya, selagi petunjuk teknis belum diterima, pemantauan di lapangan terus dilakukan agar gas bersubsidi bisa tepat sasaran kepada yang berhak.
“Harapannya juga subsidi bisa tepat sasaran ya inikan akan kita kaji dulu jalur distribusinya dari awal agen, pangkalan, dan pengecer, bahasa terbaru tadi sub pangkalan,” ujarnya saat ditemui di wilayah Pamulang, Selasa (4/2).
Dadang juga menyoroti pentingnya evaluasi jalur distribusi, mulai dari agen, pangkalan, hingga pengecer. Menurutnya, ada kebiasaan pemotongan jalur distribusi yang menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan gas bersubsidi.
“Sebenarnya kan subtansi yang dipermasalahkan bagaimana masyarakat mudah mendapatkan gas LPG kalau memang dengan akses yang sama bisa diterapkan terlebih dahulu sampai nanti perbaikan mekanisme yang ada perubahan perubahan untuk perbaikan kestabilan harga, ini kan juga kita sinergi dengan semua,” katanya.
Dadang menuturkan, DPRD bersama Pemkot Tangsel akan mengkaji mekanisme ini agar distribusi berjalan sesuai aturan.
“Ini juga harus kita kaji sama sama, jadi dari DPRD siap mengawal sampai proses ini kalau juga ada keluhan masyarakat mungkin kelangkaan atau antrean , DPRD, Pemkot saya rasa siap sinergi saling mengawal agar masyarakat mudah untuk mendapatkan,” ucapnya. (eko)