SATELITNEWS.COM, TANGSEL--Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tangerang Selatan (Tangsel) bersama Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Tangsel mengunjungi sekolah TK Little Bee House di Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu.
Mereka melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak dan guru untuk mengidentifikasi kondisi psikologis pasca-insiden pengancaman dengan senjata tajam dan pengrusakan oleh dua orang anggota ormas pada, Jumat (14/2) lalu.
Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alvino Cahyadi menjelaskan bahwa kegiatan ini sebagai bagian dari upaya pemulihan psikologis bagi para korban khususnya anak-anak yang diduga terdampak dari aksi premanisme yang dilakukan oleh kedua tersangka.
“Kami dari Unit PPA Satreskrim Polres Tangsel bersama dengan Camat, Lurah, dan Koramil, mendampingi UPTD PPA Tangsel melakukan konseling terhadap anak-anak TK maupun guru yang diduga mengalami dampak akibat tindak pidana yang baru-baru ini terjadi di sekitar TK ini,” ujar Albino dalam keterangan yang diterima, Selasa (18/2).
Kepala UPTD PPA Kota Tangsel, Tri Purwanto mengungkapkan bahwa screening dilakukan oleh tiga psikolog dengan tujuan mengklasifikasikan tingkat dampak psikologis yang dialami oleh anak-anak dan guru, baik dalam kategori ringan, sedang, maupun berat.
Tri menjelaskan, hasil dari screening awal ini akan menjadi dasar untuk pemeriksaan psikologi lanjutan jika diperlukan.
“Baru screening saja, apabila ada permintaan dari sekolah maka nanti akan dilakukan lagi untuk psikologi,” ucapnya.
Kepala sekolah TK Little Bee House, Ria mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh semua pihak untuk memberikan yang terbaik kepada peserta didiknya. Apalagi, kata dia, saat kejadian anak-anak langsung menyaksikan dari jarak yang dekat.
“Alhamdulillah, bertindak cepat untuk menangkap pelaku. Hari ini, kami dikunjungi untuk menindaklanjuti kondisi anak-anak yang mungkin mengalami trauma. Terima kasih juga kepada UPTD PPA Kota Tangsel yang telah melakukan screening serta akan melanjutkan konseling bagi yang memerlukan,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, aksi viral terunggah di media sosial (medsos) Instagram. Dalam rekaman video, nampak seorang pria mendatangi puluhan anak TK yang sedang latihan marching band. Disitu, pelaku meminta uang yang ia sebut sebagai jatah.
Bahkan, pria itu sempat menunjuk salah satu guru dan setelah tidak diberi uang dirinya langsung pergi. Namun, rupanya pelaku pergi hanya untuk memanggil satu rekan lainnya yang menggunakan celana atribut salah satu ormas. Setelah rekannya datang, drum band milik anak-anak pun sempat ia tendang.
Pria yang diduga anggota ormas itu langsung mendekati salah satu guru bernama Braja Dirgantara (20) dan sempat menampar Braja. Setelah itu, pelaku langsung mengeluarkan senjata tajam yang sudah dibawa dalam celananya.
Beruntung, ketika pelaku menyerang, Braja berhasil menangkis dan tidak mengalami luka. Pelaku juga sempat mengancam guru lainnya dan disaksikan para anak-anak di lokasi. Berdasarkan informasi, peristiwa itu diketahui terjadi pukul 16.30 WIB.
Tidak lebih dari 24 jam pelaku berhasil ditangkap jajaran Polsek Cisauk. Keduanya berinisial S alias M dan N alias D, para pelaku ditangkap di lokasi berbeda satu diantaranya ditangkap di rumah orang tuanya. Kasus tersebut pun masih dalam penanganan Polsek Cisauk dan Polres Tangerang Selatan. (eko)