SATELITNEWS.COM, TANGSEL- Memasuki bulan Ramadan, Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), bersiap mengantisipasi penurunan jumlah pendonor selama bulan Ramadan. Saat ini, stok darah sekitar 1.500 kantung, yang hanya cukup untuk 15 hari ke depan.
“Biasanya selama Ramadan, terutama saat IdulFitri dan Natal-Tahun Baru (Nataru), jumlah pendonor berkurang drastis. Maka, kami berupaya mengisi stok sebelum bulan puasa dimulai,” ujar Kepala UDD PMI Tangsel, Suhara Manulang.
Suhara memperkirakan, penurunan jumlah pendonor bisa mencapai 50 persen jika tidak ada antisipasi. Golongan darah A menjadi yang paling rentan mengalami kekurangan karena mayoritas dan tingginya penggunaan.
“Hampir 50 persen kalau kita tidak antisipasi. Jadi bahkan ada golongan-golongan tertentu yang memang harus disiapkan itu golongan A biasanya,” ungkap Suhara.
Meski begitu, kata Suhara, pihaknya telah mengambil langkah antisipatif, untuk memastikan ketersediaan stok darah yang cukup selama bulan Ramadan dan IdulFitri 2025.
Berbagai upaya yang dilakukan diantaranya, dengan melaksanakan jemput bola seperti kegiatan donor darah diluar bekerjasama dengan rumah sakit hingga pemanfaatan bank data pendonor yang terdiri dari karyawan PMI, BPBD, dan Dinas Kesehatan.
“Nah ini kita juga mengadakan kegiatan donor, Selain yang datang ke kantor, itu ke dalam gedung, kita ngadain juga di luar gedung atau mobil unit. Ada beberapa tempat yang khususnya sarana ibadah yang non muslim ya, sudah kita buat jadwal,” ucapnya.
Suhara menjelaskan, UDD PMI Kota Tangerang Selatan tetap beroperasi 24 jam untuk pelayanan darah. Namun, jam operasional untuk donor darah selama bulan Ramadan adalah pukul 20.30 hingga 22.30 WIB.
“Kita tetap buka 24 jam untuk pelayanan darah ya. Tapi kalau untuk donor itu kan setengah 8 sampai setengah 10,” kata Suhara.
Suhara menegaskan, donor darah saat puasa diperbolehkan sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mendonorkan darahnya selama bulan Ramadan.
“Ya ada beberapa yang kita datangin yang setelah taraweh ya. Kembali-kembali kesediaan masjid tersebut untuk kita adakan. Tapi kalau yang non-muslim ada beberapa yang sudah kita jadwalkan gereja atau vihara atau apa,” paparnya.
“Kemudian strategi lain adalah saya sebagai kepala undang-pendonor darah membuat surat ke direktur-direktur rumah sakit. Supaya pada saat ada yang membutuhkan darah diminta. Keluarganya menggantikan donor pengganti. Itu juga membantu kami,” imbuhnya. (eko)