SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mengklaim tidak menemukan cluster baru Covid-19 di pasar. Sejauh ini, Dinkes telah terjun ke 17 pasar yang ada di Kota Tangerang.
Kepala Dinkes Kota Tangerang, Liza Puspadewi mengatakan, dari 17 pasar tersebut pihaknya telah melakukan 1.350 rapid kepada masyarakat di sana. Hasilnya pun nilil, Dinkes tak menemukan satu pun masyarakat yang terdeteksi positif Covid-19. Hal ini terjadi lantaran kesadaran tinggi masyarakat terhadap Covid-19. “Kita me-rapid sudah sekitar 17 pasar yang kita rapid,” ujarnya kepada Satelit News, Sabtu, (12/7).
Kendati diakui Liza dari hasil rapid tes tersebut 11 diantaranya reaktif. Namun, saat dilakukan swab tes dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) hasilnya pun negatif. “Ada yang reaktif ada 11. Tapi yang dari reaktif itu yang PCR positif itu nggak ada. Kita tidak menemukan sumber penularan baru di pasar,” jelasnya.
Meski begitu, Dinkes Kota Tangerang akan tetap konsisten menjalankan rapid-tes kepada masyarakat. Dengan tujuan untuk menemukan sumber penularan baru Covid-19. “Maka sekarang di lakukan rapid sebanyak banyaknya,” imbuh Liza.
Liza menjelaskan, kebijakan pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilonggarkan di satu sisi memang berdampak positif bagi tatanan kehidupan masyarakat. Masyarakat dapat mengembangkan kreatifitasnya di tengah pandemi Covid-19 ini.
Serta, pemulihan ekonomi karena masyarakat dapat kembali beraktifitas dan menghasilkan pemasukan. Namun di sisi lain, akan berpotensi menimbulkan peningkatan jumlah kasus Covid-19. “Ketika ada terjadi pergerakan maka konsekuesinya akan ada terjadi peningkatan kasus (Covid-19), itu konsekuesninya,” tutur Liza.
Itu merupakan konsekuensi yang harus ditanggung. Hal ini menjadi tanggung jawab Dinkes. Di saat masyarakat kembali beraktivitas Dinkes harus dapat mengendalikan virus tersebut. Masyarakat juga tetap memperhatikan protokol saat akan melakukan aktivitasnya.
“Bagaimana cara mengendalikannya? Bikin tracing sebanyak banyaknya. Di pasar, pusat pelayanan. Kepada masyarakat yang potensial, seperti lansia karena lansia lebih mudah terpapar virus, maka kenapa itu harus proteksi dia,” ujar Liza. Maka ketika Dinkes menemukan sumber penularan baru, orang tersebut akan segera ditangani. “Kita seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami,” tegasnya.
Terkait jumlah zona merah tingkat RW diakui Liza kembali mengalami peninggatan. Diketahui, Pemkot Tangerang menandai 24 RW sebagai zona merah Covid-19. Kemudian, jumlahnya berkurang menjadi 9 RW pada Rabu, (1/7). “Zona merah kemarin naik jadi 11. Tapi jelasnya tanya ke Pak Ivan (Asda 1) karena dia yang tau di lapangan,” katanya. Namun, hingga berita ini ditulis, Asda 1 Kota Tangerang, Ivan Yudiantho belum memberi tanggapan. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post