SATELITNEWS.ID, PINANG—Di tangan kreatif Ieko, eceng gondok yang tumbuh liar sebagai gulma air di Rawa Kunciran Jaya, Kecamatan Pinang dibuat menjadi produk memiliki nilai jual tinggi. Eceng gondok (Eichhornia Crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung.
Bahkan, produk berbahan dasar eceng gondok ini di tangan kreatif warga Kunciran Jaya Kecamatan Pinang mampu menembus pasar ekspor mancengara. Produk anyaman karya Ieko telah mampu menembus pasar ke Amerika Serikat dan Timur Tengah.
Kini, pasar Spanyol sedang dijajakinya. Pembeli (buyer) dari negeri Eropa itu telah meminta contoh (sampel) produk kerajinan tangan dari Pinggir Rawa Kunciran Jaya ini. Adalah Ieko Damayanti, lebih dikenal dengan nama Ieko Ratu Eceng yang berhasil mengubah eceng gondok menjadi barang dagangan bernilai ekonomi.
“Saya memanfaatkan eceng gondok yang banyak tumbuh liar di Rawa Kunciran Jaya menjadi produk anyaman ramah lingkungan. Dari yang terbuang menjadi uang,” jelas ujar Ieko Ratu Eceng saat disambangi di rumah kreatifnya di Jalan H Jali Gang Asy-Syukur I RT 02 RW 02 Kelurahan Kunciran Jaya, Kecamatan Pinang Senin (13/07).
Ieko Ratu Eceng menekuni usaha mikro kecil menengah beŕbahan baku eceng gondok ini sejak 2008. Dikatakannya, sebelum pandemi covid ’19, omzet dari usahanya perbulan mencapai Rp 25 juta.
“Kami mengalami lesu darah penjualan akibat pandemi Covid ’19 sekitar April – Mei, itu satu bulan hanya mencapai Rp1,5 juta. Setelah lebaran ini mulai menggeliat kembali. Omzet merambat naik mencapai Rp15 juta,” jelas Ieko.
Dikatakan Ieko, dirinya mengolah tumbuhan liar di perairan Rawa Kunciran Jaya menjadi produk bernilai jual tinggi ini memberdayakan tenaga warga sekitar. Sejumlah emak-emak menganyam produk yang diminta Ieko dengan sistem kerja borongan.
“Mereka sebelum bekerja sudah saya bayar dahulu tenaganya. Jadi saya bayar tenaga yang bekerja sebelum keringat mereka kering. Ini saya lakukan agar mereka semangat mengerjakannya,” tutur Ieko.
Agar produk yang dihasilkan tidak ketinggalan model, Ieko Ratu Eceng selalu mengikuti tren mode dan desain yang kekinian. Pemilik toko biasanya memesan produk dan desain yang diiinginkan. “Kami juga ada gerai di Bandara Soekarno- Hatta. Kami sering diundang untuk melakukan pameran di sèjumlah tempat. Belum lama ini kami diundang oleh BRI untuk mengikuti pameran produk hasil kerajinan ini,” ungkap Ieko yang juga melakukan penjualan online melalui Shopee dan Tokopedia Indonesia Mall.
Untuk mengembangkan usaha produk anyaman eceng gondok, Ieko butuh bantuan mesin las, mesin potong kayu dan mesin lilit eceng. Sebab kata wanita yang belajar mengolah eceng di Yogyakarta itu saat ini banyak permintaan pasar namun pihaknya tak mampu memenuhi lantaran kapasitas produksi terbatas.
“Kami di sini semua dikerjakan, dianyam secara manual. Produk kami home made. Persoalan timbul di tengah permintaan pasar tinggi namun produksi kami terbatas. Maka itu untuk menunjang kapasitas produksi, kami saat ini butuh peralatan yang disebutkan tadi,” papar Ieko. (made)
Diskusi tentang ini post