SATELITNEWS.ID, SERANG—Pemkab Serang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) mengeluarkan surat edaran berisi imbauan sehari tanpa nasi kepada masyarakat dan kalangan ASN di lingkungan Pemkab Serang. Setelah edaran tersebut DKPP akan memperkuat dengan sosialisasi.
Kepala DKPP Kabupaten Serang, Suhardjo mengatakan masyarakat bisa mengganti nasi dengan pangan alternatif seperti ubi, jagung, sukun dan lain lain. Dimana saat ini keberadaan pangan alternatif masih cukup banyak di Kabupaten Serang.
“Kami juga koordinasi dengan Distan untuk menggerakan penanaman pangan alternatif,” katanya, Minggu (18/7).
Ia menuturkan, surat edaran sudah diberikan. Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan untuk sosialisasi dengan baliho, pamflet, radio, medsos dan lainnya. “Ini kan hanya imbauan,” ujarnya
Ia mengungkapkan, pihaknya juga terus melakukan pembinaan terhadap masyarakat agar bisa membuat pangan olahan dari pangan alternatif. Salah satu pembinaan dilakukan oleh bidang konsumsi dan keamanan pangan.
“Kita punya kelompok wanita tani atau KWT. Terus (pembinaan) yang rutin dilaksanakan itu Lomba Cipta menu. Cipta menu kan diharuskan bahan selain beras tetapi nilai gizinya memenuhi 4 sehat 5 sempurna atau B2SA (bergizi, berimbang, sehat dan aman),” tuturnya.
Ia berharap masyarakat Kabupaten Serang tidak tergantung pada nasi atau beras, dan bisa mengkonsumsi pangan lain yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan pokok atau pangan alternatif.
Disinggung soal kendala mengingat wacana sehari tanpa nasi ini sudah berlangsung cukup lama, kata dia perkara pemahaman orang Serang yang masih beranggapan kalau belum makan nasi sama dengan belum makan.
“Padahal sudah makan ubi dengan ikan sepiring tapi bilangnya belum makan aja kalau belum makan nasi,” katanya.
Padahal dengan terbiasa mengkonsumsi pangan alternatif hal ini bisa mengantisipasi saat terjadi musim kemarau panjang dimana padi gagal panen dan beras sudah. “Kalau sudah dibiasakan makan selain beras jadi enggak kaget. Contoh masyarakat Pulo tunda atau desa warga sara saat gelombang tinggi distribusi beras dari pulau Jawa susah disana ada sukun yang bisa menggantikan beras tapi nilai gizinya enggak kurang,” ujarnya. (sidik/gatot)
Diskusi tentang ini post