SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Kota Tangerang dinilai sulit mengembangkan perkotaan baru lantaran keterbatasan kawasan yang sudah 99 persen zona pemukiman padat. Hal tersebut diungkapkan oleh ketua LPPM Unis Tangerang, Bambang Mardi.
“Diperlukan skema perencanaan penataan kota yang holistik dan komprehensif,” ujarnya, Senin, (20/7). Bambang yang juga dosen pasca sarjana Unis Tangerang ini mengatakan imbas dari pada itu salah satunya adalah kerawanan sosial. Yang sangat cenderung berkembang di perkotaan adalah semakin meningkatnya usia kerja dan usia sekolah yang signifikan.
“Pendidikan formal sampai saat ini hanya sebatas pembentukan karakter yang bias pada bagian-bagian tertentu, dampaknya kenakalan remaja semakin meningkat pada sisi kehidupan di perkotaan,” jelasnya.
Kebijakan terpenting dalam hal ini, kata Bambang yakni strategi Pemerintah Kota Tangerang dalam merespon tersumbatnya kreatifitas anak muda di masa normal baru. “Jelas kata daring menjadi pengayomnya,” imbuhnya.
Apalagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang saat ini sangat menurun drastis. Hal ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang melumpuhkan berbagai sektor. Termasuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangerang. Kini, PAD Kota Tangerang mengalami penurunan. Dari Rp 9 miliar, kini hanya 150 juta per hari.
Lantaran keterbatasan anggaran, lanjut Bambang baiknya Pemkota Tangerang mempertimbangkan perlu dibangunnya konsep triple helix untuk membangun perekonomian. Menurut Bambang, konsep ini akan meliputi pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha.
“Galery bisnis kreatifitas era daring adalah suatu episentrum yang menjadikan masyarakat Kota Tangerang khususnya kaum milenial berbisnis profesional melalui kreatifitas inovasi dalam merespon demand – demand masyarakat yang semakin meningkat signifikan,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post