SATELITNEWS.ID, MAUK—Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMP Negeri 1 Mauk, Kecamatan Mauk, mensosialisasikan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran secara online kepada wali murid, di Aula SMPN 1 Mauk, Selasa (21/7).
Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Kurikulum SMP Negeri 1 Mauk, Rohimat mengatakan, bahwa pihaknya mnyesesuaikan dengan arahan dari Kementerian Pendidikan, jika sekolah yang berada di zona kuning pembelajarannya dilakukan secara jarak jauh.
Menurut Rohimat, pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini untuk memastikan hak peserta didik untuk tetap mendapatkan layanan pendidikan, walaupun dalam masa pandemi. Lanjut Rohimat, selain itu juga untuk melindungi warga sekolah dari dampak buruk Covid-19, serta mencegah terbentuknya cluster baru penularan Covid-19.
“SMPN 1 Mauk melakukan pembelajaran jarak jauh itu dengan sistem kombinasi, dengan sistem darling atau online dan sistem di luar jaringan. Pada dasarnya kita berupaya untuk menghemat kouta internet dari orang tua murid,” kata Rohimat kepada Satelit News, Selasa (21/7).
Rohimat menambahkan, untuk siswa yang tidak memiliki smartphone, bisa membuat kelompok terdekat dalam satu kelas. Kata dia, di tahun ajaran 2020/2021 siswa yang diterima sebanyak 378 siswa.
“Jadi solusinya silahkan siswa bergabung dalam kelompok tersebut keteman yang terdekat. Jadi tidak mesti setiap murid memiliki smartphone,” terangnya.
Rohimat berharap, wabah Covid-19 ini bisa segera berakhir, sehingga anak-anak bisa melakukan aktivitas belajar mengajar secara normal atau tatap muka kembali. “Kalau berada di zona hijau, kita bisa mengadakan pembelajaran tatap muka. Semoga wabah ini bisa segera berakhir,” harapnya.
Sementara itu, perwakilan dari wali murid SMPN 1 Mauk, Supriyatna menambahkan, bahwa pembelajaran secara tatap muka langsung sangat penting. Pasalnya, jika anak-anak terlalu banyak di rumah, akan mengurangi pembelajaran sosialisasi dan juga akan menambah beban ekonomi. Selain itu, kata dia, protokol kesehatan di sekolah lebih steril ketimbang di pasar.
“Kalau anak berangkat sekolah cuma ngasih ongkos selebihnya diurusin oleh guru. Nah kalau anak di rumah setiap hari, tiduran, main handphone, sehingga uang saku bertambah. Padahal protokol kesehatan Covid-19 lebih steeril di sekolah, jadi sebaiknya sekolah cepat dibuka kembali,” jelasnya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang, Kholid Ismail menambahkan, menurutnya sekolah lebih baik ditutup sementara, selama pandemi masih berlangsung. Pasalnya, anak-anak tidak benar-benar memahami protokol kesehatan. Maka, kata dia, jika sekolah dibiarkan buka, maka siapa yang akan bertanggung jawab jika anak-anak terpapar Covid-19.
Menurut Kholid, jika sekolahan menjadi cluster baru penyebaran virus corona, maka akan menciderai dunia pendidikan, seperti kasus di Korea Selatan.
“Kenapa Pasar dibuka sementara sekolahan tidak, karena pasar isinya orang-orang dewasa. Sementara SD, SMP itu kan masih anak-anak. Mereka belum memahami betul protokol kesehatan. Jika mereka kena, siapa yang tanggung jawab. Kalau mereka terkena virus kan justru akan menciderai dunia pendidikan, seperti di Korea Selatan, baru sehari diaktifkan sekolah, langsung ratusan pelajar positif corona,” pungkasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post