SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak memprediksi jumlah keluarga miskin di Lebak bertambah tahun ini. Meski belum dipastikan angkanya, namun penambahan angka kemiskinan dampak Covid-19 itu tidak jauh yang dilis BPS Provinsi Banten.
Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Lebak Ai Budiman mengatakan, pihaknya masih melakukan pengelolaan data hasil survei sosial ekonomi nasional (susenans) sehingga ditargetkan bisa dirilis pada awal bulan agustus tahun ini. “Sementara ini kita belum dapat merilis angka kemiskinan di Lebak, karena masih diolah, awal bulan Agustus kita rilis,” ujar Ai, kemarin.
Ai mengasumsikan jumlah keluarga miskin naik dari 8,3 persen menjadi 9 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 1,3 juta jiwa. Peningkatan jumlah keluarga miskin karena daya beli masyarakat yang turun sejak awal tahun 2020. “Iya kan semua finansial, pekerjaan masyarakat terganggu yang bekerja juga ruang geraknya terbatasi, sehingga daya belinya menurun,” kata Ai.
Meskipun ada Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah untuk warga yang terdampak tetapi tidak mempengaruhi daya beli masyarakat. “Bantuan itu kan sifatnya sementara atau hanya sebatas bertahan hidup, bukan untuk usaha sehingga tidak merubah kemiskinan,” tandasnya.
Kepala Dinas Sosial Lebak Ekà Darmana Putra, juga memastikan akan ada kenaikan keluarga miskin dampak Covid-19 ini. Untuk memastikan angka kenaikan pihaknya akan berkoordinasi dengan lintas sektor seperti BPS dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lebak. “Iya pasti ada kenaikan, sementara ini angkanya belum dapat dilihat karena kita masih sibuk penanganan. Sekarang jumlah keluarga miskin mencapai 107.930 jiwa dari 1,3 juta jiwa,” pungkasnya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post