SATELITNEWS.ID, PAMULANG—Berbagai pelanggaran yang terjadi selama masa Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), masih marak. Pemda setempat pun kembali mengevaluasi aturan tersebut.
“Sampai saat ini, pada saat PSBB jilid 6 dilakukan, pelanggaran masih marak terjadi. Misalnya tidak menggunakan masker pada kegiatan di luar rumah,” ujar Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie saat membahas berbagai peraturan yang diterapkan semasa PSBB, di Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang.
Selain itu imbauan jaga jarak juga masih sulit untuk diterapkan di tengah masyarakat. “Kita jangan ambil resiko. Jaga jarak itu harus. Minimal satu meter,” kata Benyamin.
Dia juga menyoroti kegiatan yang tidak bersifat mendesak dan melibatkan banyak orang. Dia melihat bahwa kesadaran masyarakat untuk yang satu ini masih kerap dikesampingkan, tanpa mengira apa akibat dari berkumpul tersebut.
Karena itu, melalui evaluasi tersebut dia meminta gugus tugas yang memiliki kewenangan agar bisa terus melakukan sosialisasi secara masif dalam rangka penanganan Covid-19 di Kota Tangsel.
Mengenai situasi Covid-19 di daerah Pamulang, Benyamin mengatakan untuk ODP yang sembuh mencapai 586, yang masih dipantau ada 3 orang. Sementara PDP, yang sembuh 129 dan dirawat ada dua. Konfirmasi positif yang sembuh 102 orang yang dirawat sembilan orang.
Sementara dari seluruh Tangsel, ada sekitar 2071 orang yang sembuh. Tentunya angka tersebut menggambarkan situasi yang baik. Sehingga harus ditingkatkan lagi kesadaran terhadap pencegahan Covid-19.
Melihat situasi yang masih belum kondusif, pemerintah tetap memutuskan untuk tidak mengizinkan pesta dalam skala apapun. Misalnya pesta pernikahan atau lainnya. Hal tersebut dilakukan demi mencegah adanya klaster baru penularan covid-19. “Karena itu juga kami memutuskan untuk tetap menutup sekolah,” kata dia.
Pemerintah terus memberdayakan RT dan RW memiliki peran yang sangat besar karena bisa menyentuh masyarakat di lingkungan terkecil dan mampu memberikan sosialisasi lebih dekat kepada masyarakat.
Saat ini, pemerintah juga memberikan sosialisasi terhadap ojek online sebagai salah satu sarana mobilisasi masyarakat. Misalnya protokol kesehatan dalam mengangkut penumpang hingga kesehatan penumpang juga terjamin.
Terakhir, dia berharap bahwa evaluasi ini bisa menentukan tindakan apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Yang tentunya akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan sebelumnya. Salah satunya adalah persiapan new normal. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post