SATELITNEWS.ID, NEGLASARI—Daya tampung sampah di TPA Rawa Kucing, Neglasari diprediksi hanya dapat bertahan dua hingga tiga tahun saja. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Dedi Suhada.
“Prediksi kalau lihat kondisi saat ini paling bisa menampung dua sampai tiga tahun. Dengan jumlah potensi sampah kita ini kan 1.400-1.500 ton per hari,” ujarnya kepada Satelit News, Rabu (22/7).
Menurut Dedi, kondisi ini disebabkan oleh terbatasnya lahan karena terus ditimbun sampah yang datang setiap harinya . Diketahui, total area TPA Rawa Kucing seluas 34, 8 hektare. 20 Haktare digunakan sebagai lokasi penimbunan sampah. Sementara sisanya 14,8 hektare digunakan sebagai sarana penunjang. “Selebihnya sekitar 14,8 hektare itu kan untuk penunjang, seperti, jalan, kompos, lindinya,” kata Dedi.
Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tangerang ini menjelaskan, dalam pengelolaan sampah di TPA Rawa Kucing pihaknya telah menggunakan sistem sanitary landfill. Terdapat delapan sistem sanitary landfild yang awalnya berguna untuk memperpanjang usia daya tampung TPA Rawa Kucing.
“Posisi saat ini memang semua landfill sudah hampir penuh. terkecuali yang baru. landfill yang baru dibangun oleh Kementerian PU, itu pun sudah sekitar 60 persen sekarang,” jelasnya.
Menurut Dedi, Kota Tangerang memerlukan sistem yang lebih modern dalam pengelolaan sampah. Salah satu yang santer dibahas yakni rencana Pemeritah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di kawasan TPA Rawa Kucing.
“Salah satunya itu (PLTSa) untuk menuntasakan permasalahan sampah di Kota Tangerang sekaligus mengelola sampahnya jadi energi listrik. Berartikan dibutuhkan satu sistem yang lebih modern,” jelasnya.
Kendati begitu, rencana Pemkot Tangerang membangun PTLSa masih terkendala. Sejauh ini, PT Tangerang Nusantara Global (TNG) yang ditunjuk untuk mengurusi PLTSa telah mencapai kesepakatan dengan satu perusahaan konsorsium. Namun, masih terganjal dengan kontrak yang mandek.
Sembari menunggu realisasi PTLSa DHL Kota Tangerang terus melakukan berbagai upaya untuk memperpanjang usia daya tanpung TPA Rawa Kucing. Antara lain yakni dengan terus menata landfild yang menggunung. “Misalnya landfillnya kita uruk tanah merah supaya nggak ada Metannya agar tak terbakar dengan urukan landfill,” kata Dedi.
Serta melakukan sosialisasi dengan masyarakat dalam hal pemilahan sampah. Dedi menjelaskan program tersebut sesuai dengan kebijaksanaan strategis daerah bahwa pada 2025 diharapkan dapat mengurangi sampah 30 persen dari jumlah yang sekarang. “Misalkan bank sampah, sedekah sampah, diharapkan disutu juga kalau itu berjalan dengan bagus, jumlah volume sampah bisa dikurangi,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post