SATELITNEWS.ID, SERPONG—Sepekan jelang Hari Raya Idul Adha, Kantor BPN Kota Tangerang Selatan kembali menggelontorkan uang ganti rugi. Sepanjang pandemi virus Corona berlangsung, ini merupakan pembayaran ke-5 kalinya untuk warga terdampak proyek infrastruktur tol Serpong – Cinere.
“Pembayaran ganti hari ini senilai total Rp 15 miliar lebih untuk pemilik 12 bidang lahan,” ujar Kepala BPN Kota Tangerang Selatan, Himsar kepada Satelit News, di sela-sela acara di sebuah hotel di bilangan BSD, Kamis (23/7).
Pembayaran ganti rugi kali ini untuk warga terdampak di Kelurahan Bambu Apus dan Pondok Cabe Udik di Kecamatan Pamulang, serta kelurahan Serua di Kecamatan Ciputat. Terlihat wajah-wajah cerah para penerima yang mengikuti tahapan pencairan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Di kelurahan Bambu Apus pembayaran ganti rugi dilakukan untuk 7 bidang lahan seluas 502 meter persegi yang dibebaskan dengan nilai mencapai Rp 4 miliar lebih.
Di Kelurahan Pondok Cabe Udik, lahan yang dibebaskan sebanyak 3 bidang dengan total luas 4.222 meter persegi senilai total Rp 10.988 miliar lebih. Sementara di Kelurahan Serua sebanyak 2 bidang lahan seluas 179 meter persegi dengan nilai Rp 750.799 juta lebih.
Dengan pembayaran Rp15.743.634.441 kemarin, maka selama masa Pandemi Corona, BPN Tangsel telah mengucurkan sebanyak Rp80.794.335.496 rupiah untuk membebaskan 95 bidang lahan seluas 13.316 meter persegi pada tol Sercin.
“Kalau ditambahkan dengan pembebasan lahan Tol Serpong – Balaraja, maka selama masa pandemi ini sudah 31.509 bidang lahan yang kami bebaskan untuk negara dengan nilai total Rp 136,752 miliar lebih,” rinci Himsar.
Himsar mengharapkan agar pembayaran uang ganti rugi pembebasan lahan tol dapat menjadi penggerak ekonomi warga, di tengah masa sulit sekarang ini. “Secara khusus kami meminta agar warga terdampak yang telah menerima uang ganti kerugian dapat menggunakannya untuk hal-hal yang produktif, bukan yang konsumtif,” ujar dia.
H Sobri, salah seorang penerima ganti rugi kemarin bisa memahami dorongan itu. Sang isteri mengatakan, suaminya terkena stroke sejak 7 tahun. Uang ganti rugi yang mereka terima dipastikan akan dipergunakan untuk kegiatan produktif untuk menggerakan ekonomi keluarga.
“Kami meminta waktu seminggu untuk mengosongkan rumah. Kami sudah punya beberapa rencana untuk memanfaatkan uang ganti rugi itu di tempat yang baru,” kata dia.
Jalan Tol Serpong-Cinere ditargetkan dapat selesai pada Oktober 2020 dan dioperasikan pada tahun 2021. PPK ruas tol Serpong-Cinere M Fajri menyatakan hingga 23 Juli 2020, proses pembebasan lahan tol Sercin sudah mencapai 92,73 persen.
Direktur Utama PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) Ayu Widya Kiswari, selaku pengelola ruas tol tersebut, Selasa (21/7) lalu menyatakan progres konstruksinya telah mencapai 82,69 persen.
Jalan tol sepanjang 10,14 kilometer tersebut terdiri dari dua seksi. Seksi 1 ruas Serpong-Pamulang sepanjang 6,59 kilometer dan seksi 2 ruas Pamulang-Cinere sepanjang 3,55 kilometer.
Adapun untuk masing-masing seksi, rincian progres pengadaan tanah dan konstruksi Seksi I masing-masing mencapai 96 persen dan 92,04 persen. Sementara Seksi II progres pengadaan tanah telah mencapai 79,35 persen dan progres konstruksi mencapai 61,14.
Jalan Tol Serpong-Cinere yang merupakan bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) 2. Tol akan terhubung dengan Ruas Tol Kunciran-Serpong dari arah Barat yang dikelola oleh PT Marga Trans Nusantara yang juga merupakan kelompok usaha Jasa Marga.
Ayu mengatakan nantinya akan memiliki satu junction yang terhubung dengan ruas Jakarta-Serpong dan Serpong-Kunciran serta satu interchange yang terhubung dengan Jalan Nasional RE Martadinata.
Dengan hadirnya jalan tol tersebut, Ayu mengharapkan nantinya dapat menjadi jalur alternatif bagi pengguna jalan yang menuju Bandara Soekarno-Hatta. Begitu juga alternatif dari arah Tangerang Selatan menuju Jakarta melalui ruas Tol Serpong-Kunciran. (san/*)
Diskusi tentang ini post