SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mencatat hingga saat ini sebanyak 7.189 anak di Kabupaten Serang menderita stunting. Hal itu terjadi lantaran adanya kekeliruan dalam pola asuh bagi ibu hamil di keluarga dan kurang baiknya pemenuhan gizi ibu hamil.
Kepala Dinkes Kabupaten Serang, drg. Agus Sukmayadi mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya anak yang menderita stunting tersebut, sebarannya paling banyak di Kecamatan Padarincang, Bandung, Tunjungteja, Pamarayan, Carenang, Binuang, Pematang (Kecamatan Kragilan), Waringinkurung dan Pulo ampel.
Namun demikian, agar kasus stunting tersebut dapat ditekan tambahnya, pihaknya terus berupaya memberikan akses informasi kepada masyarakat terutama kepada remaja putri dan keluarga terhadap pola asupan gizi yang baik. Kemudian pada saat pra nikah atau pada saat hamil tentunya akan dilakukan pemeriksaan.
“Jadi cukup banyak yang dilakukan,” kata Agus, saat ditemui usai rembuk stunting disalah satu hotel di Kecamatan Waringinkurung, Rabu (29/7).
Diakui Agus, masih tingginya kasus stunting ini akibat masih adanya kekeliruan dalam pola asuh bagi ibu hamil di keluarga dan pemenuhan gizi ibu hamil yang kurang baik. Hal ini menurutnya memang sangat berpengaruh pada kondisi bayi yang nantinya menderita stunting.
“Angkanya (stunting) sekarang 7.189 anak balita, dominan untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah,” tuturnya.
Agus pun berharap dengan rembuk stunting kasus tersebut bisa dicegah sehingga tidak meluas, kemudian bisa memberikan penanganan pola asuh terhadap anak yang sudah menderita stunting. “Jadi saat pertama kali konsepsi sampai berumur kurang lebih 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan,” ujarnya.
Sementara, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, meminta agar persoalan ini tidak dianggap enteng. Menurutnya, persoalan stunting ini bukan hanya dalam bentuk fisik tubuhnya saja yang kecil tetapi juga ada persoalan lain diotaknya.
“Ini sangat membahayakan buat generasi penerus di Kab. Serang kalau ini tidak ditangani dengan serius, karena persoalan tingkat kecerdasan untuk generasi kedepan,” ungkap Tatu.
Oleh karena itu, kata Tatu Dinkes mengadakan acara rembuk penanganan stunting secara menyeluruh. Dimana semua OPD, Camat, Puskesmas dan Kepala Desa harus berbagi tugas. “Jadi tidak bisa hanya ditangani oleh Dinkes, misalnya dalam memberi pemahaman kesadaran kepada masyarakat persoalan pentingnya kesehatan, itu kan tidak hanya dinkes, bisa kepala desa, kemudian terkait penganggaran ada Bappeda. Jadi harus dirembuk, persoalan stunting ini persoalan serius,” paparnya.
Disinggung mengenai penyebab stunting, menurut Tatu banyak faktor yang menyebabkan bayi stunting. Diantaranya dimungkinan karena asupan gizi calon ibu hamil yang kurang baik. “Itu mungkin yang tidak mampu, atau yang mampu juga misalkan anak gadis sekarang diet ketat, tapi tidak dalam pengawasan dokter, kan bisa salah, nah pemahaman ini harus masuk mulai di SMA, sehingga kepala Dinas pendidikan harus bisa masuk memberikan pemahaman, walaupun bukan kewenangan Kabupaten Serang,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post