SATELITNEWS.ID, SERPONG—PDIP dan Gerindra resmi berkoalisi dan mengusung Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di pilkada Tangsel 2020. Kepastian yang penuh kejutan. Sebelumnya, Muhamad digadang-gadang bakal maju bareng kader PSI Azmi Abubakar. Namun di tengah jalan, PDIP dan Gerindra akhirnya bersepakat mengusung perpaduan birokrasi tulen dan politisi itu.
“Saya tidak mau komentar lebih jauh soal bagaimana saya bisa dicalonkan di Tangsel. Itu keputusan tingkat “dewa” (DPP),” kata Rahayu Saraswati saat bincang santai dengan pimpinan Satelit News dan Tangsel Pos di Intermark, Serpong, Senin (3/8).
Nama Rahayu Saraswati sendiri memang sudah lama santer disebut oleh Gerindra Tangsel. Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu didaulat untuk maju di pilkada Tangsel. “Sebenarnya ayah saya adalah orang yang pertama melarang saya nyalon di pilkada Tangsel. Karena banyak yang bilang menjadi wakil walikota itu kan katanya tidak banyak perannya. Karena beliau itu tahu kalau saya ini tidak bisa diam tanpa bekerja dan berkarya,” jelas Anggota Komisi VIII DPR RI ini.
Namun, lambat laun, ayah Saraswati, Hasyim Djojohadikusumo akhirnya luluh dan mengizinkan putrinya ikut bertarung di pesta demokrasi lima tahunan di Kota Tangsel.
Meski masih baru alias belum populer untuk masyarakat Tangsel, namun Saraswati yakin bisa berbuat lebih untuk kemajuan kota termuda di Banten ini. “Setelah saya bertemu dengan Pak Muhamad, dan kami berdiskusi panjang, ternyata banyak kesamaan dan kecocokan. Artinya Pak Muhamad yang merupakan birokrat senior tentunya memiliki banyak pengalaman di bidang pemerintahan. Dan saya sebagai aktivis sosial akan berperan dalam hal sosial, seperti lingkungan hidup, kesenjangan soal, dan kesehatan. Artinya kami sampaikan ide, dan itu yang kami tawarkan ke masyarakat,” jelasnya.
Saraswati juga tidak ingin hanya disebut sebagai “pajangan” pada pilkada Tangsel kali ini. Dia memiliki gagasan besar namun konkret untuk Tangsel ke depan. “Saya ini adalah aktivis perlindungan perempuan dan anak, dan juga sangat fokus pada isu perdagangan orang. Lima tahun saya di Komisi VIII DPR RI di bidang sosial. Jadi pengalaman di sana tentunya menjadi bekal bagi saya untuk memperjuangkan persoalan sumber daya manusia (SDM) dan lingkungan hidup di Kota Tangsel,” ujarnya.
Saraswati menjelaskan beberapa gagasan konkretnya yang akan ditawarkannya kepada masyarakat Tangsel. “Kota Tangsel itu bukan cuma BSD yang sudah maju. Tapi ada beberapa daerah yang memang butuh perhatian lebih untuk dikembangkan agar bisa sejahtera,” ulasnya.
Sebagai aktivis sosial, Saraswati tidak memungkiri masih banyak kesenjangan di masyarakat Tangsel. Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan serta perdagangan manusia juga menjadi perhatiannya. “Disinilah perlunya peningkatan ekonomi di titik-titik yang dianggap masih tertinggal dengan beberapa wilayah lainnya di Kota Tangsel. Dimana dengan peningkatan ekonomi di wilayah tersebut nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
“Kalau dari SDM, saya melihat banyak potensi yang dimiliki kota ini. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan juga peningkatan ekonomi kreatif di masyarakat. Pelatihan bagi masyarakat untuk ekonomi kreatif yang sesuai dengan perkembangan zaman juga sangat penting. Artinya pelaku UMKM di Tangsel benar-benar diberikan juga pelatihan soal bisnis serta peluang bisnis yang sesuai dengan zamannya, sehingga sifatnya pelatihan-pelatihan itu tidak sekadar seremonial,” sambungnya.
Soal kesehatan, Saraswati mengatakan bahwa dia sudah lama fokus soal kesehatan ibu dan anak. Dimana dalam hal pelayanan kesehatan ibu dan anak ini harus lebih serius lagi. “Misalnya soal edukasi tentang ibu muda atau perempuan muda yang baru menikah dan akan hamil. Itu harus berbeda juga soal penanganan kesehatannya. Ini memang menjadi fokus Partai Gerindra sejak dulu. Artinya untuk menyelamatkan anak-anak kita, tentunya kita harus memberikan pelayanan kesehatan ketika ibu itu mulai merencanakan mengandung, saat mengandung, dan juga sampai melahirkan, dan lanjut dengan pelayanan kesehatan untuk anak itu sendiri. Agar anak-anak kita tumbuh dengan sehat,” ujarnya.
Pilkada Tangsel, menurut Saraswati, tidaklah mudah. Butuh perjuangan ekstra agar bisa memenangkan pertarungan. Meski koalisi partai pengusungnya, PDIP, Gerindra dan Hanura, adalah koalisi dengan jumlah kursi terbanyak di DPRD Tangsel. PDIP 8 kursi, Gerindra 8 kursi dan Hanura 1 kursi. Namun, menurut Saraswati itu bukanlah jaminan bisa dengan mudah memenangkan pilkada. “Ada pengaruhnya, tapi bukan ukuran. Yang penting kita tetap fokus dan fokus. Itu saja,” tegasnya.
Terkait black campaign, Saraswati juga tidak memusingkannya. “Saya sudah pengalaman soal yang begituan. Saya pernah jadi jubir dua kali. Saat pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres kemarin,” ungkapnya. “Bagi kami, ketika diserang, tidak harus menyerang balik. Ketika kita ingin naik, tidak perlu menjatuhkan yang lain,” tambahnya. (dra/dm/bnn)
Diskusi tentang ini post