SATELITNEWS.ID, TIGARAKSA—Anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang menerima data dari BPS Provinsi, yang mencatat angka putus sekolah tingkat SD/ sederajat mencapai 0,17 persen, SMP/ sederajat 0 persen, dan SMA/ sederajat 0,78 persen.
Kepala Seksi Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang, Yuyun mengatakan, anak-anak di Kabupaten Tangerang masih ada yang mengalami putus sekolah. Kata dia, anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang didominasi oleh tingkat SD dan SMA/ sederajat.
“Berdasarkan data dari BPS Provinsi Banten yang kami terima, SD/ sederajat mencapai 0,17 persen, SMP/ sederajat 0 persen, dan SMA/ sederajat 0,78 persen, “ kata Yuyun kepada Satelit News, Selasa (4/8).
Yuyun mengaku, tidak mengetahui apa penyebab anak-anak di Kabupaten Tangerang ini mengalami putus sekolah. Namun dia menduga akibat himpitan ekonomi. Dia juga mengatakan, bahwa pihaknya tidak mendata secara langsung anak-anak yang mengalami putus sekolah tersebut.
Menurut Yuyun, angka itu berdasarkan survei pada tahun 2019. Namun, kata Yuyun sampai saat ini masih valid. Dia berharap, angka anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang bisa turun. Pasalnya, biaya pendidikan di sekolah negeri saat ini sudah digratiskan, maka seharusnya sudah tidak ada lagi anak-anak yang mengalami putus sekolah.
“Saya juga tidak tahu apa pemyebabnya. Kami sih tidak melakukan pendataan langsung. Soalnya BPS Provinsi yang mendata langsung terkait angka anak putus sekolah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Saefullah mengatakan, saat ini pihaknya akan melakukan pengumpulan data terlebih dahulu. Dia juga meminta agar BPS memberikan data yang lengkap terkait anak putus sekolah ini, seperti di kecamatan mana, dari sekolah mana, agar pihaknya bisa berkoordinasi dengan Kades/ Lurah dan Camat sekitar.
“Kami akan kumpulkan data itu dari teman-teman di wilayah, agar bisa disikapi bersama. Seharusnya dinfokan juga dari mana saja dan dari sekolah mana saja. Jadi kita bisa koordinasi dan cari tau penyebab putus sekolahnya itu apa,” katanya.
Saefullah juga menegaskan, bahwa pihaknya akan terjun langsung ke sekolah-sekolah. Menurutnya, hal itu menjadi tanggung jawab bersama. “Kami akan telusuri dengan teman-teman di sekolah dan wilayah,” tegasnya.
Saefullah mengatakan, untuk menanggulangi anak putus sekolah, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan pemerintah kecamatan, sudah mempersiapkan program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), agar tidak ada lagi anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang.
Kata Kadindik, program itu akan mulai berjalan pada tahun 2021 nanti. Pasalnya, saat ini dana yang ada telah digunakan untuk penanganan Covid-19 atau virus corona di Kabupaten Tangerang.
“Program untuk masyarakat berpenghasilan rendah. On progres pendataan dan legalisasi calon peserta MBR bekerja sama dengan kecamatan dan Dinas Sosial. Besaran bantuannya akan disesuaikan dengan tingkatan sekolah, berdasarkan ketentuan Kemendikbud. Karena Refocusing anggaran akibat covid, maka Insya Allah akan kami lanjutkan di tahun 2021 nanti,” pungkasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post