SATELITNEWS.ID, TANGSEL—Pilkada Kota Tangsel 2020 dinilai tidak seheboh pilkada-pilkada Tangsel sebelumnya, yakni tahun 2010 dan 2015. Meski ada perang dinasti tak serta merta membuat suasana persaingan menjadi ketat dan bergolak.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Konsepindo Research and Consulting Veri Muhlis Arifuzzaman mengatakan, pilkada Tangsel tahun ini cenderung adem ayem. Tak ada pertarungan seru. Tak ada perdebatan hebat. Di dunia maya maupun dunia nyata, biasa-biasa saja. Group-group facebook dan group whatsApp tidak ramai dengan adu program atau perang argumen para kandidat dan timses. “Apakah rakyat Tangsel sudah tak tertarik mengikuti isu pilkada atau memang pemenangnya sudah bisa diprediksi,” kata Veri dalam rilis yang diterima Satelit News, Minggu (9/8).
Menurut dia, sejauh ini kondisi persaingan masih biasa-biasa saja, datar, tak ada gejolak, tak ada perdebatan dahsyat antar-pendukung maupun antar-kandidat sendiri. Berbeda dengan pilkada pertama Tangerang Selatan dimana saat itu ada JPTS atau Jaringan Pemilih Tangerang Selatan yang sangat eksesif menyerang Airin dengan isu dinasti. “Kata banyak orang sih pilkada Tangsel 2020 ini seru, karena ada perang dinasti, nyatanya biasa saja. Tak ada perdebatan program yang memancing antusiasme warga. Di dunia maya maupun di alam nyata, kondisinya sunyi,” ujarnya.
Veri menyampaikan, para tokoh dan aktivis kritis di Tangsel mungkin apatis melihat peta pilkada Tangsel. Semua dianggap mewakili dinasti politik dan tak ada adu program yang menarik bagi mereka untuk terlibat. Bisa juga karena puas atas kepemimpinan Airin-Benyamin selama hampir satu dasawarsa. “Selama kondisinya berlangsung adem ayem dan sunyi dari perdebatan, saya kira pilkada Tangsel akan berlangsung sama saja seperti di daerah penyangga lain seperti Kota Depok,” tukasnya.
Suasana yang adem tentrem ini menurut Veri akan menguntungkan petahana Benyamin Davnie. Dengan demikian potensi Benyamin unggul di pilkada ini begitu lebar. Benyamin akan leluasa bergerak meyakinkan konstituennya untuk mempercayainya melanjutkan keberhasilan dan kerja yang belum tuntas dari Airin. “Dia tidak dipusingkan melayani perdebatan karena serangan atau kritik dari rivalnya. Saya kira kalau suasananya begini terus sampai jelang pencoblosan, Pak Ben akan diuntungkan,” pungkasnya. (rls/dm)
Diskusi tentang ini post