SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang sedang menunggu program budidaya udang vaname dengan sistem bioflok, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Program tersebut dijanjikan akan diterapkan di Kabupaten Serang.
Kepala DKPP Kabupaten Serang, Suhardjo mengatakan, sistem bioflok ini biasanya digunakan oleh sekelompok masyarakat untuk budidaya ikan lele, dimana kolamnya terbuat dari terpal. Namun untuk udang vaname pun, bisa dibudidayakan dengan sistem bioflok.
“Jadi bioflok ini menggunakan baterai yang untuk mengurai kotoran (udang,red). Kemudian diubah menjadi makanan, tapi aman buat manusia,” kata Suhardjo, kemarin.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu kepastian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Karena sebelumnya saat launching ekspor rumput laut, KKP pernah menjanjikan budidaya udang vaname dengan sistem bioflok.
“Kita masih menunggu Kementerian Kelautan dan Perikanan, soalnya modalnya cukup besar juga itu, per unitnya hampir mencapai Rp150 jutaan. Tapi dalam satu wadah itu, hampir satu sampai satu setengah ton,” tambahnya.
Diakuinya, budidaya udang ini sangat menjanjikan, sebab penjualan udang dilakukan secara ekspor. Hanya saja untuk wilayah Kabupaten Serang sendiri dari potensi 523 hektar, yang jalan baru sekitar 40 persen. Terutama yang sudah berkembang ada di Desa Wanayasa, Domas dan Susukan.
“Daya dukungnya masih belum ini (maksimal,red). Kemudian permodalannya cukup besar juga, jadi kesulitan. Resikonya juga cukup besar, jaman udang windu dulu sampai perusahaan banyak turun, begitu ada serangan virus, habis semua,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post