SATELITNEWS.ID, PAMULANG—Tak terbayangkan oleh Mulyadi saat dirinya diberhentikan atau di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh perusahaan saat kondisi pandemi Covid-19. Warga Jalan Talas 5, Gang Merica RT 002/09 Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan itu memutar otak untuk dapat membiayai kehidupan dirinya beserta keluarga.
Mulyadi berinovasi untuk mencari peluang usaha yang mudah dan tidak memerlukan modal yang cukup besar. Dari informasi teman dan lainnya ternyata bisnis jamur tiram banyak peminatnya.
“Saya sangat bingung saat saya di-PHK, apa yang harus saya lakukan, terlebih kondisi Covid seperti ini. Saya mencoba membuka usaha. saat itu saya diberitahu teman kalau budidaya jamur lagi banyak peminatnya, sehingga saya mencoba memutuskan untuk memulai usaha tersebut di lahan rumah saya yang tidak begitu luas,”ungkap Mulyadi yang juga Ketua RT tersebut.
Mulyadi menjelaskan, jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang banyak dikonsumsi. Rasanya yang enak dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi adalah alasan utama kenapa banyak yang menyukai jamur jenis ini.
“Manfaatnya sangat banyak untuk kesehatan, salah satunya adalah dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jamur tiram mengandung beta-glucan yang mampu meningkatkan sistem imun. Lantaran peminatnya yang tinggi, banyak orang yang terjun ke dunia bisnis budidaya jamur. Apalagi prosesnya cukup mudah. Budidaya jamur bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada,”ungkapnya.
Mulyadi memulai usahanya dengan media baglog, dimana tidak memakan tempat dan dapat menghasilkan banyak jamur. Setelah mempelajari, dirinya akhirnya memutuskan untuk membudidayakan Jamur karena modal yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada jenis usaha yang lain. Pria yang berusia 36 tahun ini memulai budidaya dengan modal pribadi yang dia punya, kemudian dia membeli bibit jamur dengan media baglog.
“Saya beli baglog itu sebanyak 300 baglog dan memanfaatkan lahan yang ada di rumah saya,” ceritanya.
Saat panen perdana, dirinya memasarkan jamur ke warga sekitar dan semua teman-temannya. “Kurang lebih 14 hari atau 2 minggu panen pertama saya, itu menghasilkan 2-3 kg perhari dari 300 baglog atau bibit jamur yang saya beli,” ujarnya.
Setelah melihat hasil panenya dirinya semakin semangat untuk menambah baglog yang ada. Bahkan dirinya ingin mengajarkan kepada pemuda yang ada di lingkungan maupun di Kecamatan Pamulang.
“Target saya kedepannya itu, bisa mengajarkan dan memberdayakan Karang Taruna atau pemuda sekitar agar bisa membuat bibit jamur sendiri dan menjadi lahan usaha untuk mereka. Semoga usaha dan kegiatan saya ini bisa mendapat respon dari pemerintah,” pungkasnya. (lim/irm/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post