SATELITNEWS.ID, MALANG—Pusat Kajian Perdamaian dan Konflik (PKPK) FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang menggelar Brawijaya Virtual Peace Camp (BVPC) pada 25-28 Agustus 2020. Sebanyak 32 remaja asal Kota Malang dan beberapa kota lain di Indonesia ikut serta pada acara digelar secara daring dan mengusung tema ‘Action Creates Change’ ini.
Ketua PKPK FISIP Unibraw Mely Noviryani mengatakan, acara ini merupakan bentuk implementasi hasil kajian yang selama ini dilakukan oleh pusat kajian yang dipimpinnya. “Kami berharap acara ini bisa menjadi sumbangsih PKPK bagi masyarakat yang lebih damai,” kata Mely dalam sambutannya.
Kegiatan ini memang ditujukan untuk mendorong keterlibatan anak muda dalam melakukan perubahan di semua level kehidupan menuju masyarakat yang lebih baik, khususnya dalam merespon pandemi Covid-19. Menurut Mely, hal ini sejalan dengan agenda Internatioanl Youth Day 2020 yaitu ‘Youth Engagement for Global Action’, yang bertujuan mengarusutamakan suara, aksi dan inisiatif anak muda yang lebih bermakna, universal dan setara.
“Kami berharap agar acara serupa bisa menjadi agenda rutin PKPK pada tahun-tahun mendatang dan juga berharap pandemi cepat berlalu sehingga camp bisa dilakukan dengan tatap muka langsung, sehingga bisa lebih seru,” tambah perempuan yang juga dosen di Prodi Hubungan Internasional UB ini.
Pada acara tersebut, peserta diajak terlebih dahulu untuk memahami dirinya sendiri dan memahami bagaimana nilai-nilai perdamaian yang perlu ada dalam dirinya. Beberapa ahli psikologi melihat bahwa konsep diri tidak bersifat bawaan, melainkan sesuatu yang dipelajari dalam hidup dengan dipengaruhi oleh faktor biologis dan lingkungan, terutama lingkungan sosial. Demikian juga dengan bagaimana memahami budaya perdamaian dan bagaimana budaya tersebut bisa ditemukan di lingkungan sosial di sekitar mereka.
Pada hari kedua, peserta diajak belajar tentang konflik dan bagaimana mengelolanya. Peserta akan diperkenalkan dengan metode-metode dialog dan mediasi dalam pengelolaan konflik. Pemateri untuk hari pertama dan kedua adalah peneliti dari PKPK FISIP UB antara lain, Mely Noviryani, Ika Widyarini, Adhi Fahadayna, Riza Hanafi dan Dian Mutmainah.
Sedangkan di hari terakhir, peserta belajar langsung dari praktisi yang sudah berpengalaman, dari NGO-NGO yang selama ini banyak berkutat dengan isu-isu gerakan. Materi tentang artikulasi ide dan gerakan perdamaiaan disampaikan pendiri Ruang Mitra Perempuan (Rumpun) Malang, Nila Wardani dan Co-founder & Director Peace Generation Bandung, Irfan AmaLee. Di hari terakhir ini peserta juga didorong untuk menghasilkan rancangan proyek-proyek perdamaian yang bisa mereka implementasikan di lingkungan sekitar mereka. Rancangan proyek ini dikompetisikan antar peserta dan akan mendapatkan dukungan pendanaan dari PKPK. (rls/dm)
Diskusi tentang ini post