SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Pemkot Tangerang kembali memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk kesepuluh kalinya mulai tanggal 7 hingga 20 September 2020. Kondisi itu usai ditetapkannya kembali Kota Tangerang sebagai zona merah penyebaran Covid-19.
Menanggapi perpanjangan ini, akademisi Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang angkat bicara. Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unis, Yusmedi Yusuf harus timbul kesadaran di tengah masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan serta tidak sekadar menyalahkan pemerintah atas ketidaksiplinan masyarakat sendiri.
“Saya berharap kepada masyarakat harus disiplin, jangan hanya mengandalkan pemerintah tetapi dari diri kita juga ikut membantu pemerintah. Siapa pun tidak bisa mengendalikan, karena ini sifatnya virus yang menyerang ke manusia. Jadi setiap masyarakat harus memperhatikan dan kalau bisa mematikan cara penularan virus ini,”ujarnya kepada Satelit News, Senin (07/09) di ruang kerjanya.
Yusmedi Yusuf menyebutkan, Covid-19 tidak akan pernah selesai jika kita tidak mematuhi peraturan dari pemerintah karena virus menyebar melalui adanya saling berdekatan. “Dalam masa PSBB warga yang tidak berkepentingan diam di rumah saja dan hanya yang berkepentingan yang berada di luar rumah agar virus tersebut tidak menyebar atau menular. Karena saat ini ada yang namanya Orang Tanpa Gejala (OTG) ini yang akan ditakutkan jika kita tetap melanggar peraturan,”ujarnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar terus memperhatikan protokol kesehatan jika harus keluar dari rumah dengan langkah 3M. “Yang harus kita jaga adalah 3M, mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak”ucapnya. Unis sendiri katanya saat ini masih disiplin, baik para dosen maupun para staf wajib melakukan protokol kesehatan. Selama ada rapat antara dosen pun disiapkan tempat-tempat yang tidak saling berdekatan. Jika disiplin ini dilanggar oleh pihak kampus pasti akan menimbulkan gelombang kedua.
Dia mengungkapkan salah satu faktor penyebab PSBB diperpanjang adalah adanya aktifitas ekonomi. “Saat ini kita sulit untuk menjaga jarak karena faktor utamanya adalah ekonomi, sehingga PSBB tidak bisa dilakukan seperti yang ada di negara maju. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang kekurangan terhadap ekonominya sehingga memaksakan mereka untuk tetap bekerja,”ucapnya.
Perpanjangan masa PSBB ini juga mendapat dukungan dari ketua lingkungan masyarakat. Salah satunya seperti disampaikan Ketua RT 03 Kompleks Pengayoman, Sudiono (68). Dia mengatakan dengan perpanjangan PSBB kembali, secara tidak langsung masyarakat mendapat peringatan atas longgarnya protokol kesehatan, “Saya setuju saja kalau memang diperlukan PSBB ini kembali diterapkan, secara inikan menyangkut masalah yang ada di masyarakat kita atas ketidakpatuhan protokol kesehatan, nggak heran juga PSBB diperpanjang lagi,” ujarnya. (mg01/mg02/made)
Diskusi tentang ini post