SATELITNEWS.ID, CIPUTAT—Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Muhamad dan Rahayu Saraswati turut hadir memenuhi undangan Kapolri dalam sosialisasi dan pembagian masker secara serentak di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/9). Sosialisasi tersebut bagian dari operasi yustisi penggunaan masker dan Pilkada 2020 yang aman, damai dan sehat.
Muhamad bersama Saraswati mengenakan kostum putih dengan celana hitam bersyal merah datang tepat pada pukul 08.00 WIB di pelataran Polda Metro Jaya Jakarta. Keduanya hadir untuk memberikan dukungan program pembagian masker serentak di masa Pilkada dalam menekan penyebaran Covid-19.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj serta Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar dan tokoh lintas agama tampak hadir. Demikian juga pasangan calon Pilkada 2020 dari wilayah lain seperti Kota Depok.
Dalam kesempatan itu, Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono menjelaskan, Polri terus melakukan sosialisasi secara bersinergi kepada seluruh jajaran di lingkungan, baik itu TNI, Polri, ataupun Pemda untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan (4 M).
“Di dalam masa pandemi ini, kita harus menjadikan pemakian masker sebagai gaya hidup ataupun budaya. Agar kita terhindar dari penyebaran Covid-19. Selain itu juga Polri melalui jajarannya membagikan masker secara simbolik sebanyak 34.355.902 masker,” ungkapnya.
Muhamad menyampaikan, saat ini Kota Tangsel merupakan salah satu wilayah yang masih tinggi pandemi Covid-19. Ini juga menjadi perhatian khusus bagi para calon wali kota dan wakil wali kota tentunya yang ikut dalam kontestasi pilkada 2020. Ini menjadi catatan penting bagi seluruh calon agar tetap memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan.
“Saya selalu mengkampanyekan 4M (Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan) dalam setiap pertemuan baik dengan para tokoh masyarakat ataupun dengan masyarakat langsung. Selalu saya tegaskan dan tekankan kepada seluruh masyarakat Tangsel untuk selalu menjaga kesehatan, jaga imunitas dan selalu berolahraga serta atur pola makan dengan baik,” ujar Muhamad.
Menjaga kesehatan masyarakat, sebutnya, jauh lebih penting, karena tidak akan tahu siapa yang orang tanpa gejala (OTG) ataupun membawa virus Covid-19. Oleh karenanya, dirinya selalu menekankan kepada seluruh tim pendukung dan relawan selalu gunakan 4M agar bisa menekan dan mencegah serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Hal yang sama disampaikan Saraswati. Kampanye sistem virtual diharapkan akan mampu menekan serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19 .
Di sisi lain, ini sesuai Inpres Nomor 6/2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Maka, perlu untuk terus mensosialisasikan dan menegakkan sanksi disiplin jika melanggar tidak menggunakan masker.
Saraswati menekankan wajib mencuci tangan, menjaga jarak, dan sebisa mungkin menghindari kerumunan. Utamanya, ada suri tauladan dari pemimpin dan aparat untuk memberi contoh tentang kedisiplinan itu. Karenanya, Saraswati akan lebih memperbanyak tatap muka virtual dalam kampanyenya, dan siapa pun warga Tangsel boleh menghubungi hotline untuk “berZOOMpa”.
“Kami yang pertama mensosialisasikan kepada publik ajakan untuk mengefektifkan perjumpaan tatap muka lewat daring, dengan ajakan berZOOMpa,” ujarnya.
Di lain kesempatan, Saraswati membicarakan terkait ancaman bahaya narkoba yang sudah marak di kalangan anak-anak. Tidak sedikit para orang tua yang kecolongan mengetahui putra dan putrinya menjadi korban kecanduan narkoba. Tangerang Selatan sebagai kota satelit yang bersebelahan dengan Ibukota, tentu memiliki persoalan yang sama dalam hal ancaman bahaya narkoba ini. Saraswati pun menyoroti hal ini dengan serius, setelah tahu banyak sekali kasus pengguna narkoba itu justru pada anak-anak muda usia produktif.
“Peredaran narkoba ini sudah masuk ke kalangan anak-anak sekolah, ini harus jadi perhatian kita semua. Kasihan orang tua yang kecolongan anaknya menjadi pengguna,”ujar Saraswati..
Menurut data Polres Tangsel tahun 2019 mayoritas pengguna narkoba ini adalah mereka yang berusia produktif. Dengan rata-rata usia antara 18 sampai 25 tahun. Sedangkan untuk pekerjaanya beragam. Dari temuan, ada yang masih menjadi pelajar atau mahasiswa, pegawai swasta, sampai yang tidak memiliki pekerjaan.
Tidak mengherankan jika kasus narkoba di Tangsel terus meningkat dari tahun ke tahun. Sepanjang 2019, kasus penyalahgunaan narkoba di Tangsel meningkat hingga 389 kasus, yang di tahun sebelumnya ada 317 kasus. Dari sekian banyak kasus tersebut, jenis sabu dan ganja masih menjadi favorit pengguna.
Kasus tertangkapnya Reza Artamevia di Jatinegara, Jakarta Timur pun membuka temuan lain ditemukannya bukti narkoba di kediaman Reza di bilangan Cirendeu, Tangerang Selatan.
“Sangat kasihan para orang tua yang anaknya terkena kasus candu narkoba – apa pun jenisnya. Mayoritas kehidupan rumah tangga jadi carut-marut, ekonomi jadi berantakan, karena fokus mereka sebagai orang tua terpaksa harus mengurusi sang anak yang menjadi korban,” ujar Saraswati.
“Kasus narkoba harus menjadi perhatian semua pihak, apalagi pemerintah kota. Kami sudah siapkan program kerja dalam mengawasi dan mengantisipasi kasus narkoba di Tangsel. Bersama Babeh Haji Muhamad, kita ajak pihak-pihak yang siap perang total melawan narkoba,” imbuhnya memungkasi. (din/tm/gatot/bnn)
Diskusi tentang ini post