SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Langkah Pemprov DKI Jakarta melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total tak diikuti tiga pemerintah daerah di Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang Selatan secara tegas menolak untuk mengikuti kebijakan tersebut sementara Pemerintah Kabupaten Tangerang akan memperketat PSBB yang sempat dilonggarkan. Pemerintah Kota Tangerang memilih mempersiapkan diri untuk menghadapi imbas PSBB total DKI Jakarta.
Sikap tiga pemerintah daerah itu disampaikan seusai mengikuti rapat kerja membahas pelaksanaan dan penerapan PSBB di Kawasan Jabodetabek yang dipimpin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kamis (10/9). Rapat diikuti Gubernur Banten Wahidin Halim, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, Bupati Tangerang A Zaki Iskandar dan sejumlah wali kota dan bupati yang berbatasan dengan DKI Jakarta.
“Tangsel mah sudah PSBB. Kita ikuti Gubernur Banten. Jadi keputusannya berdasarkan Gubernur Banten dan tentu pasti Gubernur Banten akan melihat berdasarkan data yang kita punya,” kata Airin, Kamis (10/9).
Meski menolak menerapkan PSBB Total, tapi Airin mengapresiasi dan menyambut baik kebijakan PSBB Total yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran dianggap sebagai keuntungan bagi daerah penyangga ibu kota termasuk Kota Tangerang Selatan.
“Kalau PSBB Total dilakukan DKI ya kita senang karena otomatis banyak warga Tangsel yang nggak ke Jakarta. Mereka banyak ke Jakarta karena bekerja dan banyak beraktivitas di sana,” tutur Airin.
Dengan adanya pembatasan aktivitas di ibu kota negara itu, lanjut Airin, dapat membantu mengurangi angka penyebaran Covid-19 dari Jakarta. “Kalau nanti misalnya ada pengurangan kegiatan aktivitas di DKI Jakarta itu pun mudah-mudahan bisa mengurangi yang positif dan Orang Tanpa Gejala (OTG) di Tangerang Selatan,”imbuhnya.
Airin mengklaim, kini pihaknya mampu mengendalikan kasus Covid-19 di wilayahnya meski PSBB dilonggarkan. “Sampai perhari kemarin masih terkendali. Tapi hari ini saya cek lagi karena fluktuatif kan tiap hari berubah. Setiap hari pukul 17.00 WIB pasti kita dapat kabar,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menanggapi penerapan PSBB total yang baru saja diteken Anies Baswedan. Berstatus zona oranye, dia menyebut, laju penyebaran corona di Tangsel saat ini masih terkendali, kendati dikepung dua zona merah tetangganya, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.
“Untuk PSBB di Tangsel sudah diatur dalam peraturan Wali Kota walau tidak seketat di DKI. Masih bisa dikendalikan,” ujar Benyamin.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengaku sepakat dengan kuputusan PSBB total DKI Jakarta. Namun, Zaki meminta agar keputusan tersebut selaras dengan kebijakan pemerintah pusat.
Zaki menjelaskan Kabupaten Tangerang sudah menerapkan PSBB sejak lama. Pemkab Tangerang, kata Zaki, akan meninjau penerapan PSBB yang sempat dilonggarkan.
“PSBB kali ini pelonggarannya akan ditinjau ulang untuk diperketat ” ucap Zaki.
Zaki menjelaskan, Pemkab Tangerang saat ini mempersiapkan rumah singgah untuk pasien Covid-19 di Hotel Yasmin, Kecamatan Curug. Hotel berkapasitas 240 kamar itu dapat menampung pasien OTG Covid-19 Kabupaten Tangerang.
“Mudah-mudahan Hotel Yasmin ini akan dibuka secepatnya menjadi rumah singgah pasien OTG Covid-19 pada tanggal 17 September” ucap Zaki.
Zaki juga mengatakan, dalam waktu dekat ini kita terus melakukan Sweb Test secara massif untuk menjaring pasien Covid-19 berstatus OTG.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi mengatakan akan menyiapkan 120 kamar terlebih dahulu.
“Bilamana kasus Covid-19 meningkat kita akan menggunakan langsung 240 Kamar” ucap Hendra.
Hendra menjelaskan rumah singgah Hotel Yasmin merupakan pengganti Graha Anabatic yang batal digunakan karena kendala teknis. Untuk rumah singgah kali ini, kata Hendra, tidak terlalu banyak melibatkan tenaga medis. Pasalnya, di hotel sudah ada pelayanan untuk memberikan makan dan petugas kebersihan. Selain itu, rumah singgah kali ini khusus untuk OTG saja, alias merawat orang-orang sehat namun terkontaminasi virus corona.
“Kurang lebih 10 tenaga medis. Karena kita kan merawat orang sehat, jadi tidak banyak tenaga medis. Berbeda ketika waktu di anabatic ada pasien PDP juga, ” jelasnya. Hendra mengatakan, selain Hotel Yasmin, Pemkab Tangerang juga terus berkoordinasi untuk menyiapkan rumah singgah di Wisma Kitri Bakti.
Sementara itu Pemerintah Kota Tangerang mendukung kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. “Pada intinya Pemkot Tangerang siap mendukung karena memang banyak masyarakat kami yang melakukan mobilitas ke Jakarta, begitu pula sebaliknya,” ujar Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah saat melakukan koordinasi antar Pimpinan Daerah se-Jabodetabek yang adakan secara Virtual, Kamis (10/9).
Menurut Arief, Pemkot Tangerang sebenarnya telah melakukan upaya percepatan penanganan Covid-19 yang ketat. Namun diimbangi dengan pergerakan ekonomi masyarakat.
“Dan kami sebenarnya sudah memulai, minggu-minggu kemarin, titik-titik kerumunan masyarakat itu kita petakan dan kita melakukan pembatasan sektoran, parsial. Kita batasi sampai jam 6,” jelas Arief.
Pemkot Tangerang juga mempersiapkan sejumlah langkah sebagai tindak lanjut kebijakan rem darurat yang ditempuh oleh Pemprov DKI Jakarta. Diantaranya berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit swasta di wilayahnya. Untuk lebih waspada serta meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Tangerang dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Kita siapkan juga monitoring secara online bagi pasien positif yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Selain kapasitas dan fasilitas di rumah sakit juga ditingkatkan, kita juga peruntukan dua tempat untuk isolasi khusus pasien covid,” tambahnya.
Walikota 2 periode ini menyampaikan Pemkot akan semakin meningkatkan pengawasan kepada sejumlah tempat dan fasilitas yang berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
“Tempat keramaian sudah kita batasi operasionalnya, dan pemantauan akan semakin ditingkatkan,” jelasnya.
Kemudian, sejauh ini Pemkot Tangerang juga sudah melakukan tes usap tenggorokan kepada 26 ribu masyarakatnya. “Sekarang kita hampir 26 ribu yang di swab, target kita untuk kota 2 ribu perminggu. Karna jumlah penduduk 2 juta jiwa,” ungkap Arief.
Arief mengharapkan dengan PSBB ketat yang diterapkan oleh DKI Jakarta akan memberi dampak positif bagi kota lain yang berbatasan langsung. Mengingat mobilitas dari dan ke arah Jakarta akan jauh berkurang.
“Semoga pandemi bisa diatasi bersama dan segera berakhir,”pungkas Arief.
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menetapkan PSBB Total dan akan berlaku mulai 14 September nanti. Nantinya, aktivitas warga terutama dari luar daerah akan dibatasi. (jarkasih/irfan/alfian /gatot)
Diskusi tentang ini post