SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Aksi tipu-tipu dilakukan oleh oknum tidak bertanggunjawab menyasar honorer. Parahnya pelaku berani mencatut nama Sekda Lebak, Dede Jailani. Korban diminta menyerahkan uang Rp 7 juta sebagai syarat agar lolos dalam pengangkatan sebagai PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Dede Jailani sendiri langsung membantah kabar tersebut. Kepada wartawan, dia mengimbau masyarakat khususnya tenaga honorer mewaspadai penipuan berkedok pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau P3K dengan meminta imbalan sejumlah uang.
Aksi penipuan ini, menurut Dede cukup heboh lantaran ada dua sekolah di Kabupaten Lebak telah dihubungi oleh oknum tak bertanggungjawab tersebut. Oknum tersebut berjanji mengangkat honorer di SMK Cibadak dan SMKN 1 Rangkasbitung menjadi P3K.
“Saya mengimbau kepada masarakat untuk tidak mempercayai bila ada orang yang mengaku-ngaku utusan saya maupun sebagai saya bisa memasukkan seseorang menjadi ASN atau tenaga P3K,” jelas Dede Jaelani, Senin (14/9). Dede mengaku mengetahui adanya penipuan yang mengatasnamakan dirinya setelah mendapat laporan dari salah satu tenaga honorer yang dihubungi sekda gadungan.
“Beruntung saat perbincangan antara sekda gadungan dan tenaga honorer itu sempat direkam. Jelas itu bukan suara saya dan sama sekali tidak benar pengangkatan P3K diminta administrasi Rp 7 juta. Selain di SMK Cibadak hal serupa juga terjadi di SMKN 1 Rangkasbitung,” terang Dede.
Dia juga meminta kepada ASN di Lebak untuk berhati-hati bila ada orang yang mengaku utusan dirinya meminta sejumlah uang agar ASN mendapat jabatan. “Saya juga dapat informasi mutasi kemarin isunya ada yang pakai uang. Saya pastikan tidak ada pakai uang. Semuanya berdasarkan kebutuhan dan prestasi. Insya Allah, selama saya menjabat sebagai Sekda ukurannya adalah kinerja dan prestasi. Tidak ada uang dalam mutasi maupun rotasi yang harus dikeluarkan untuk menjadi pejabat di Lebak,” tandas Dede.
Disinggung mengenai kemungkinan melaporkan pihak-pihak yang mengaku-mengaku sebagai dirinya yang meminta imbalan uang kepada honorer, Dede mengatakan masih mengumpulkan bukti-bukti terlebih dahulu. “Dulu kan juga pernah ada seperti ini saya laporkan ke aparat,” tandasnya.
Terpisah Kepala SMKN 1 Rangkasbitung Falati membenarkan ada salah satu staf-nya yang sempat dihubungi oleh seseorang melalui telepon sekolah yang memintanya untuk menghubungi Sekda Lebak berikut nomor ponsel-nya. “Saya tak percaya begitu saja. Jangan-jangan ini penipuan apalagi SMA/SMK kan di bawah Provinsi. Setelah saya cocokkan ternyata berbeda dengan nomor pak Sekda Lebak,” pungkasnya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post