SATELITNEWS.ID, SERANG—Dinas Kesehatan Provinsi Banten berencana menambah jumlah laboratorium kesehatan untuk menguji hasil tes usap Covid-19. Saat ini, jumlah laboratorium yang dioperasikan sebanyak 19 unit. Rencananya, Dinkes menambah 4 unit sehingga totalnya menjadi 23 unit.
“Untuk laboritorium kesehatan saat ini ada 19 laboratorium dan akan dilakukan penambahan sebanyak 4 laboratorium. Saat ini Laboratorium Kesehatan Daerah Pemprov Banten dalam sehari mampu tangani 650 specimen,”ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti, Selasa (15/9).
Ati menjelaskan, melaporkan hingga saat ini Pemprov Banten sudah melakukan kegiatan tes usap sebanyak 87.069 kali. Sedangkan, rapid test yang dilaksanakan sebanyak 188.520 kali.
Untuk layanan perawatan, lanjut Ati, ada 164 tempat tidur ICU, 1.368 tempat tidur ruang isolasi dan 1.508 tempat tidur rumah singgah untuk karantina. Keberadaan rumah singgah diperlukan untuk menggantikan karantina mandiri di rumah sekaligus berfungsi menekan munculnya klaster keluarga.
Gubernur Banten Wahidin Halim meminta seluruh pihak untuk memiliki semangat baru untuk menekan penyebaran Covid-19. Koordinasi dan soliditas, kata Wahidin harus dilakukan lagi.
Hal ini dikarenakan, ujar Gubernur, ada tren kenaikan kasus Covid-19 sehingga perlu mendapatkan respon seluruh pihak di daerah zona merah dan zona orange. Untuk zona kuning ke zona orange perlu kewaspadaan.
“Semua kepala daerah dan pejabat bertanggungjawab. Termasuk melibatkan TNI dan Polri. Semua dilibatkan dalam penanganan Covid-19. Ayo kita tingkatkan soliditas. Saat ini terjadi penurunan soliditas karena lamanya (pandemi) Covid-19. Bahwa ini perang bersama dalam melindungi masyarakat dan diri sendiri,” ungkap Wahidin dalam telekonferensi rapat evaluasi pelaksanaan PSBB XI Perpanjangan Tahap 10 yang juga diikuti para bupati/walikota, Selasa (15/9).
Wahidin menambahkan sejak awal Provinsi Banten memilih PSBB dalam rangka melakukan pengawasan edukasi, dan fasilitasi dalam penanganan Covid -19. Provinsi Banten keluar dari tiga besar karena PSBB lebih efektif dibanding dengan daerah lain.
“Provinsi Banten berada di urutan 14 nasional dalam kasus Covid-19. Kita harus keluar dari Covid-19,” tegas Gubernur.
Masih menurut Gubernur, PSBB di Provinsi Banten memberikan ruang kepada pengusaha di sektor perdagangan dan industri tetap berusaha. Namun harus bertanggungjawab melaksanakan protokol kesehatan.
Untuk mencegah kasus Covid 19, Gubernur juga menegaskan untuk tidak membuka sekolah dengan tatap muka karena masih berisiko. Tingkat bahaya Covid-19 masih tinggi.
“Kalaupun tidak bisa melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), saat ini sedang kita usahakan upaya lain,” ungkapnya.
Diakuinya, kenaikan tren Covid belakangan ini dikarenakan terjadi penurunan kesadaran pelaksanaan protokol kesehatan di kalangan ASN (aparatur sipil negara). Hal itu ditunjukkan dengan munculnya klaster baru di ASN.
Untuk itu, Gubernur meminta masukan dari segenap pihak yang nantinya akan diformulasikan dalam bentuk peraturan gubernur. Sehingga regulasi yang terbit mampu menampung kebutuhan dan aspirasi segenap pihak serta dapat menjadikan kebiasaan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebagai budaya masyarakat.
Gubernur juga menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan ucapan terima kasih dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) karena Pemprov Banten mampu menekan jatuhnya korban dari tenaga medis yang meninggal dunia dalam melakukan penanganan Covid-19.
“Karena diantara ratusan paramedis yang meninggal se-Indonesia, satu orang dokter dari Banten. Semoga tidak terjadi lagi di Banten,” harapnya.
Dalam rapat tersebut, Bupati Tangerang A Zaki Iskandar menyatakan, Pemkab Tangerang telah melakukan tes usap secara massif pada 23.033 orang. Tes tersebut dilakukan untuk penelusuran penyebaran Covid-19 klaster rumah tangga.
“Hasil tes usap menemukan banyak orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan rata-rata orang tanpa gejala atau OTG,”ujar Zaki.
Dia menambahkan Pemkab Tangerang akan membuka mengoperasikan Hotel Yasmin Curug sebagai rumah singgah untuk pasien Covid-19 yang berstatus OTG. Rencananya mulai dioperasikan pada 17 September 2020.
“Kita juga terus melakukan Gebrak Masker dan sosialisasi 3 M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,”ucapnya. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post