SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Dampak minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menangani swab tes atau tes usap di Kabupaten Pandeglang, membuat Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 kewalahan mengejar target yang ditetapkan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pandeglang, dr. Achmad Sulaeman tak menampik jika target standar 1 persen swab test yang ditetapkan oleh WHO lambat terpenuhi. Kata dia, jika ditotal dengan jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Pandeglang, maka kewajiban atau target 1 persen itu sebanyak 12 ribu swab test.
“Dibilang lambat, ya lambat. Karena dari target 12 ribu, kami baru menyelesaikan 15 persen saja atau sekitar 2 ribuan yang di swab test,” kata dr. Sulaiman saat dihubungi via telepon selurer, Rabu (16/9).
Sulaiman menjelaskan, ada tiga faktor yang membuat target itu lambat terpenuhi, yakni akibat kekurangan personel (tim kesehatan), skill kurang mumpuni dan kapasitas laboratorium untuk menampung sampel swab test yang sudah diambil.
“Jadi SDM kami kurang, satu personel kami kurang, skill-nya juga belum mumpuni. Makanya sekalian sambil pemeriksaan swab, kami juga melatih beberapa analis yang ada di Puskemas. Nanti diharapkan di setiap kecamatan punya tenaga yang bisa melakukan swab, agar jangan terlalu mengandalkan yang dari Dinas Kesehatan (Dinkes) saja,” ungkapnya.
Untuk mendongkrak ketertinggalan, Sulaiman berharap, ada bantuan tenaga medis yang dikirim dari Dinkes Provinsi Banten. Sebab di Pandeglang masih minim SDM yang bisa menangani swab test.
“Yang kedua untuk mengejar target 12 ribu orang, dengan kondisi ini lambat sekali progresnya. Kami butuh bantuan dari Provinsi Banten. Seperti contoh yang kemarin dibantu oleh tim dari provinsi di empat kecamatan,” harapnya.
Selain SDM yang mesti dipenuhi, Sulaiman juga mengharapkan adanya pebambahan laboratorium. Sebab jika tak ditambah, hal itu akan menghambat kecepatan untuk mengetahui hasil dari swab test yang dilakukan.
“Meskipun SDM kami sudah terpenuhi, apakah laboratorium yang di Labkesda kapasitasnya bisa ditambah atau tidak untuk mengejar ketertinggalan. Target secepatnya, karena seperti yang di Tanggerang itu sudah terpenuhi. Jadi kayaknya provinsi juga saat ini memfokuskan Pandeglang dan Lebak,” tandasnya.
Sulaiman menegaskan, kemungkinan besar pihaknya bakal meminta bantuan kembali ke Dinkes Provinsi Banten, agar menerjunkan personelnya membantu swab test di Pandeglang.
“Kemungkinan adalagi bantuan personel dari Dinkes Provinsi Banten. Kami bakal mengajukan permohonan,” pungkasnya.
Untuk persoalan anggaran Sulaiman memastikan, tidak akan terkendala karena sudah dianggarkan dari Provinsi Banten. “Alhamdulilah, anggaran tidak ada hambatan. Itu tadi hanya soal SDM dan kapasitas laboratorium saja, agar hasilnya jangan terlalu lama,” tegas pria berkacamata ini.
Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Administrasi Sekretariat Daerah (Setda) Pandeglang, Ramadani menambahkan, selain fokus melakukan swab test di beberapa wilayah dan Organisasi Prangkat Daerah (OPD), pihaknya juga fokus melakukan sterilisasi pekantoran menggunakan disinfektan.
pihaknya juga tetap mengerahkan para personel baik dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan dan OPD lainnya, untuk melakukan razia protokol kesehatan.
“Bukan hanya swab test yang menjadi fokus, tapi semua tetang protokol kesehatan kami fokuskan. Diantaranya melakukan sterilisasi perkantoran, lingkungan warga hingga razia masker terus kami galakan,” pungkasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post