SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Sejumlah petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Lebak mengaku resah dengan serangan hewan liar yang merusak tanaman dan kebun masyarakat. Bahkan, hewan liar seperti monyet, lutung, dan babi hutan sering masuk ke permukiman penduduk untuk mencari makan.
Keresahan itu diungkapkan salah seorang petani di Desa Bayah, Kecamatan Bayah, Ahmad. Kata Ahmad, hewan liar dari hutan dan pegunungan kerap turun ke areal perkebunan dan pemukiman penduduk. Mereka bergerombol untuk mencari makan. Sasarannya, buah-buahan dan tanaman milik petani. “Meresahkan, karena dampaknya merusak tanaman,” ujarnya, Kamis (18/9).
Masyarakat sudah lama mengeluhkan serangan hewan liar ini. Tapi, tidak ada solusi untuk mengatasi persoalan tersebut. Para petani hanya bisa mengusir hewan liar tersebut untuk kembali ke hutan dengan alat seadanya. “Hari ini diusir, esok atau lusa hewan liar itu pasti datang lagi,” katanya.
Ahmad meminta agar pemerintah bertindak dan memberikan solusi untuk persoalan ini. Jika terus dibiarkan mereka khawatir tidak dapat menikmati hasil panen lantaran sebelum dipanen, buah-buahan dan tanaman petani sudah dirusak lebih dulu oleh hewan liar tersebut.
“Sasarannya buah-buahan, seperti pisang, pepaya, kelapa, dan beberapa jenis umbi-umbian. Bahkan, pisang yang sudah dipanen dan disimpan di rumah diambil hewan liar tersebut,” ungkapnya.
Dijelaskannya, hewan liar tidak hanya menyerang lahan pertanian petani di Bayah, tapi juga menyerang lahan pertanian di Kecamatan Panggarangan, Cijaku, Malingping, Cilograng, dan Cigemblong. Atas dasar itu, para petani meminta kepada pemerintah daerah untuk melakukan aksi nyata ke lapangan. Jangan melakukan pembiaran yang berpotensi merugikan petani. “Kami menduga, turunya hewan liar ke perkebunan dan pemukiman penduduk akibat hutan gundul di wilayah Lebak selatan,” paparnya.
Terpisah, saat dihubungi melalui telepon selulernya Kepala Desa Cirendeu, Kecamatan Cilograng, Herdiana membenarkan adanya peristiwan serangan kawanan hewan liar ke lahan perkebunan bahkan pemukiman warga khsusunya di desanya. “Ya itu betul, warga juga kan hanya bisa mengusir saja,” katanya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post