SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Pengawasan terhadap Warga Negara Asing (WNA) semakin diperketat menyusul penyebaran virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang. Kantor Imigrasi Tangerang saat ini mengawasi 30 warga Tiongkok yang masuk ke Tangerang sebelum penerbangan ditutup.
Kepala Kantor Imigrasi kelas I Non TPI Tangerang, Felusia Sengky Ratna mengatakan Tangerang merupakan 1 dari 19 daerah yang ditetapkan pemerintah sebagai wilayah rawan masuknya virus corona.
“Saat ini kita fokus pada 30 WNI Tiongkok yang masuk ke Tangerang sebelum penutupan penerbangan,” ujarnya, Selasa (11/2).
Dia menjelaskan sejak awal Januari lalu, ada 30 WNA asal Tiongkok datang ke wilayah Tangerang. Rata – rata mereka menyambangi Indonesia dengan alasan ingin menjenguk sanak – saudaranya yang bermukim di wilayah Tangerang.
“Sudah dilakukan tes medis dengan dinas kesehatan, semuanya dinyatakan negatif terjangkit virus tersebut,” jelasnya.
WNA tersebut datang dengan menggunakaan visa kunjungan dengan jangka waktu paling lama 60 hari. Bila habis maka akan dikenai denda sebebesar 1 juta rupiah per hari. Hingga Februari 2020 belum ada sanksi yang dijatuhkan kepada warga negara asing terkait pelanggaran administrasi keimigrasian.
“Bila habis masa berlakunya habis, mereka enggak boleh menetap apalagi overstay. Kami selalu awasi mereka. Bukan kepada mereka saja, tapi kami akan tegas kepada setiap WNA yang datang ke Tangerang,” ujarnya.
Sementara itu ada 50 permintaan perpanjangan izin tinggal di Tangerang pasca penutupan penerbangan dari dan ke Tiongkok di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Kota Tangerang. Diketahui, penerbangan dari dan ke Tiongkok sudah ditutup oleh PT Angkasa Pura II sejak 5 Februari 2020 untuk mencegah merebaknya Virus Corona di Indonesia.
“Penutupan tersebut untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Namun untuk tahap pertama penutupan penerbangan ke Tiongkok akan dilaksanakan selama 30 hari mulai 5 Februari 2020,” ujar Sengky.
Direktorat Jendral Imigrasi sudah mengambil langkah untuk memberlakukan perpanjangan darurat izin tinggal bagi warga Tiongkok di Indonesia pasca-penyebaran Virus Corona. Sengky menjelaskan, perpanjangan visa izin tinggal diberlakukan untuk 30 hari ke depan setelah pengajuan sampai diterbitkannya kebijakan baru.
“Untuk itu dari Direktorat Jenderal Imigrasi juga sudah memberikan instruksi untuk memberikan perpanjangan darurat selama 30 hari,” sambung dia.
Sengky menambahkan, izin tinggal WNA Tiongkok di Tangerang berbagai macam mulai dari kunjungan, kegiatan mereka dan ada untuk kunjungan keluarga. Namun sudah ada 40 persen dari jumlah sudah terbang ke Tiongkok dan tidak bisa kembali lagi ke Indonesia.
“Beberapa dari mereka ada yang kembali ke negaranya di mana mereka enggak bisa kembali ke Indonesia,” tukas Sengky.
Sementara itu, untuk pertama kalinya, jumlah kematian per hari akibat wabah virus corona di Tiongkok menembus angka 100 orang. Sedikitnya 108 orang meninggal akibat virus corona dalam 24 jam pada Senin (10/2) waktu setempat.
Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC) menyatakan dalam laporan harian bahwa 108 orang meninggal akibat virus corona dalam 24 jam terakhir. Jumlah ini menambah jumlah korban tewas akibat virus corona di wilayah Tiongkok daratan menjadi 1.016 orang. Dua orang lainnya meninggal di Hong Kong dan Filipina. Dengan demikian, total 1.018 orang meninggal akibat virus corona secara global.
Jumlah itu telah melampaui jumlah korban tewas akibat wabah sindrom pernapasan akut berat (SARS) tahun 2002-2003 lalu, yang disebabkan oleh virus corona berbeda namun masih terkait dengan patogen yang sama. Sedikitnya 774 orang meninggal akibat wabah SARS secara global.
Dari jumlah korban tewas terbaru itu, sekitar 103 kematian di antaranya terjadi di Provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah virus corona. Kematian lainnya terjadi di wilayah Provinsi Heilongjiang, Anhui dan Henan, serta kota Tianjin dan Beijing.
Sementara jumlah kasus baru di wilayah Tiongkok daratan menurun menjadi 2.478 kasus pada Senin (10/2) waktu setempat, dari 3.062 kasus sehari sebelumnya. Total 42.648 kasus virus corona saat ini terkonfirmasi di wilayah Tiongkok daratan. Sekitar 3.998 pasien di antaranya dinyatakan telah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit. Lebih dari 440 kasus virus corona dikonfirmasi di luar wilayah Tiongkok daratan.
Otoritas Tiongkok melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran virus corona di wilayahnya. Sekitar 60 juta orang dikarantina di belasan kota dan sejumlah rumah sakit darurat dibangun untuk menangani para pasien virus corona. Otoritas kota Beijing meminta warganya untuk menjaga lingkungan masing-masing, termasuk dengan menutup gerbang masuk lingkungan mereka, memeriksa para pengunjung atas gejala-gejala virus corona seperti demam dan mencatat identitas mereka.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengingatkan bahwa virus corona merupakan ancaman yang sangat besar bagi dunia.
“Dengan 99% kasus di Tiongkok, ini tetap sangat darurat bagi negara itu, tetapi juga memiliki ancaman sangat besar bagi seluruh dunia,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (11/2).
Hal ini disampaikan kepala WHO tersebut menjelang dibukanya konferensi WHO untuk memerangi wabah virus corona. Dalam forum WHO yang akan berlangsung dua hari itu, sekitar 400 ilmuwan akan membahas bagaimana virus ini ditularkan dan kemungkinan vaksinnya.
“Yang paling penting adalah menghentikan wabah dan menyelamatkan nyawa. Dengan dukungan Anda, itulah yang bisa kita lakukan bersama,” kata Tedros.
Dalam konferensi WHO di Jenewa ini, juga akan dibahas mengenai sumber virus corona yang diperkirakan berasal dari kelelawar dan mencapai manusia melalui hewan lain seperti ular atau trenggiling. Sejauh ini tidak ada pengobatan khusus atau vaksin untuk melawan virus, yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan ini. Tedros, yang telah berulang kali mendesak negara-negara yang terkena dampak untuk berbagi data mereka, menyerukan “solidaritas” global.
“Itu terutama benar dalam kaitannya dengan berbagi sampel dan urutan. Untuk mengalahkan wabah ini, kita perlu berbagi secara terbuka dan adil, sesuai dengan prinsip keadilan dan kesetaraan,” tutur Tedros.
“Kami berharap bahwa salah satu hasil dari pertemuan ini akan menjadi peta jalan yang disepakati untuk penelitian di mana para peneliti dan donor akan menyelaraskan,” imbuh Tedros. (irfan/jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post