SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Dua pekan berlalu sejak gembong narkoba asal China, Cai Changpan melarikan diri dari Lembaga Pemasayarakatan (Lapas) Klas 1 Tangerang, Senin 14 September lalu. Selama itu pula belum nampak tanda-tanda tentang keberadaan Napi yang didakwa hukuman mati ini. Satelit News menelusuri kembali jejak-jejak pelarian pria yang juga dikenal dengan nama Antoni itu.
Aksi Cai Changpan kabur dari Lembaga Pemasyarakatan klas I Tangerang membuat geleng-geleng kepala. Anthony melarikan diri dengan menggali sebuah gorong-gorong dari sel dimana dia ditahan hingga menembus luar Lapas. Lubang gorong-gorong itu berujung di depan rumah kontrakan di Jalan Veteran, RT 003 RW 4 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, tepatnya di gang samping kiri Lapas.
Gorong-gorong buatan narapidana berusia 53 tahun itu memiliki panjang kurang lebih 30 meter. Diameter lubang 1 sampai 1,5 meter. Dia berhasil kabur meskipun lokasi pelariannya tepat berada di depan menara pantau Lapas Klas 1 Tangerang. Selain itu juga terdapat dua menara lainnya yang berada di sisi kiri dan kanan Lapas. Masing-masing menara juga terdapat CCTV. Sulit dipercaya bila pelarian Cai tidak ada yang mengetahui.
Tak banyak barang bukti yang didapatkan oleh kepolisian. Dari hasil penyelidikan Polisi mendapatkan barang bukti sebuah obeng dan pahat yang ditemukan kamar tahanan Cai, di Blok D Lapas Klas 1 Tangerang. Anehnya, meskipun sudah menggali gorong-gorong sepanjang 30 meter, tidak terdapat tanah merah bekas galian diselnya.
Barang bukti yang cukup signifikan ditemukan dari rekaman Closed Circuit Television (CCTV) yang menempel di menara pantau Lapas nomor 6. Kamera pengawas tersebut merekam detik-detik Cai keluar dari lubang gorong-gorong.
Bermodalkan rekaman CCTV dengan durasi 1 menit 47 detik itulah Satelit News mencoba menelusuri jejak-jejak pelarian Cai. Dari rekaman tersebut Cai nampak keluar dari terowongan yang menembus ke sebuah selokan di depan rumah kontrakan milik warga setempat, Tugiyo pada menit 1 detik 20. Dari sana diketahui kalau Cai melarikan diri pada pukul 02.21 WIB.
Cai terlihat santai berjalan menuju arah Selatan dengan membawa sebuah tas. Kemudian dia berbelok ke arah Barat. Di sana Cai menghilang, tepatnya pada menit 1 detik 45.
Di lokasi Satelit News mengetahui kalau arah Cai menghilang adalah sebuah rawa-rawa dan perkebunan milik warga. Lokasi yang tepat bagi Cai melarikan diri lantaran jauh dari pandangan warga setempat.
Setelah ditelusuri, rawa-rawa tersebut ternyata menembus ke Jalan Jalan M Yamin. Namun sebelum itu, Cai harus melewati sebuah perkampungan.
Satelit News menemui seorang narasumber, Sunaryo. Dia merupakan Ketua RW 04 di Kompek Lapas Klas 1 Tangerang, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang. Menurut dia, sulit dibuktikan Cai melarikan diri lewat komplek. Lantaran di perumahan tersebut terdapat warga yang meronda 24 jam.
“Karena saat napi kabur itu kita sedang ronda. Pasti akan ditegur kalau ada orang yang mencurigakan apalagi malam-malam. Kebetulan dalam beberapa hari ini kita ketat karena kita dalam zona merah Covid-19,” ujar Sunaryo saat dikunjungi di rumahnya, Sabtu (26/9).
“Di rumah warga juga ada yang punya CCTV. Setelah dicek jam segitu atau 02.21 WIB memang tidak ada dia (Cai-red),” tambah Sunaryo.
Pria 59 tahun ini mengatakan warga mengetahui adanya napi kabur pada Selasa, (15/9) pagi atau sehari setelah Cai melarikan diri. Saat itu ada warganya, Yanto yang melaporkan ada lubang di selokan depan rumah kontrakan milik Tugiyo.
“’Itu ada lubang di kontrakan pak Tugiyo’ kata Yanto. Langsung saya lihat ternyata lubangnya besar. Dari situ kita tahu ada napi kabur,” ujarnya.
Sunaryo mengaku tak melihat ada jejak-jejak pelarian Cai selain lubang tersebut. Saat dia telusuri di rawa-rawa pun tak terlihat ada kerusakan atau bekas-bekas lumpur yang acak-acakan.
“Di belakang itu kan ada kolam ikan lele, itu punya saya. Kalau lewat rawa-rawa kan harusnya ada bekas-bekas lumpur, ini nggak ada,” kata dia.
Sunaryo yang juga merupakan mantan sipir di Lapas Klas 1 Tangerang ini terheran-heran dengan cara Cai melarikan diri. Pasalnya, bila Cai kabur melalui gorong-gorong maka dia harus menggali dengan kedalaman lebih dari 3 meter.
“Ada 3 lapis di Lapas. Kamar itu lapis pertama, kemudian dinding itu kedua dan dinding lagi. Itu yang paling tebal. Setahu saya setiap bangunan sebesar Lapas itu harus digali 3 meter untuk fondasinya. Berarti napi itu harus menggali lebih dari 3 meter untuk menjaga fondasinya,” jelas Sunaryo.
Sunaryo menjelaskan pada saat Cai melarikan diri pada Senin (14/9) lalu, dia mendapat laporan dari warga kalau ada mobil yang mencurigakan. Mobil tersebut terparkir di depan toko stiker di sebelah kiri gang kedua Lapas di Jalan Veteran.
“Mereka keliling ada yang melihat mobil dekat toko stiker itu. Pak Tukiyo kan lihat katanya tapi pas dideketin mobil itu langsung kabur. Tapi kita juga nggak bisa mastikan apakah mobil itu yang menjemput napi atau bukan,” ungkapnya.
Setelah dari sana, Satelit News menyambangi Tukiyo di rumah kontrakannya. Pria yang sehari-hari berdagang bubur ini mengaku dia dan rombongan ronda melihat ada seseorang mencurigakan yang menaiki mobil tersebut. Mulanya, mobil minibus itu terparkir di depan rumah makan Pari Gogo. Namun saat didekati, mobil tersebut langsung tancap gas dan pindah ke depan toko stiker.
“Kita deketin dia langsung kabur dari Pari Gogo ke toko stiker,” ujarnya.
Tukiyo dan rombongan ronda yang penasaran pun masih memantau keberadaan mobil tersebut. Mereka melihat ada seorang yang mengenakan sweter hitam dengan kupluk. Namun mereka tak melihat jelas sosok tersebut.
“Karena malam kan nggak jelas. Kita deketin lagi mereka langsung kabur,” kata dia.
Satelit News kemudian kembali ke lokasi perkebunan dan menemui Yanto, warga yang pertama kali melihat lubang pelarian Cai. Sayang, saat itu Yanto sedang tak berada di rumah.
Namun di perjalanan, Satelit News bertemu dengan seorang remaja, Heri. Remaja tersebut mengaku sempat menemukan ransel hitam yang berisi baju dan celana.
“Isinya baju sama celana sama ada tanah merahnya sedikit. Pas ketemu langsung dibawa sama petugas Lapas,” tutur Heri.
Satelit News pun meminta Heri untuk ditunjukkan lokasi penemuan ransel. Lokasinya berada di perkebunan. Ransel tersebut diletakkan di sela-sela pepohonan bambu.
Di sana Satelit News juga mendapati perkebunan singkong yang nampak acak-acakan. Kemudian pagarnya juga seperti ada yang merusak.
“Kata pemiliknya tadi mah ngga rusak. Pagarnya juga utuh, sekarang malah rusak,” ungkap Heri.
Kasat Rekrim Polres Metro Tangerang Kota AKBP Tahan Marpaung mengatakan kasus kaburnya Cai Changpan masih dalam penyelidikan. Sejauh ini terdapat tujuh orang yang diperiksa. Terdiri dari 6 pegawai Lapas dan 1 orang napi warga China, teman satu sel Cai.
“Sudah ada tim yang sedang mengejar. Tujuh orang dipanggil. Ya dari orang lapas sama orang satu kamar itu,” ungkap Tahan.
Kasat Reskrim menjelaskan, Polisi belum memanggil istri Cai Changpan yang merupakan warga Negara Indonesia. “Kita kalau manggil kan harus ada dasarnya, nanti kalau kita panggil tidak ada dasarnya mereka nuntut. Iya kan,” kata Tahan.
Diakui mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat ini, pihaknya memang kesulitan untuk menyelidiki pelarian Cai. Lantaran minim barang bukti dan saksi.
“Hanya CCTV dari Lapas itu yang kita dapat. Sementara di jalan tidak ada CCTV,” ujarnya.
Tahan menduga kalau Cai melarikan diri melalui perkebunan warga. Pihaknya juga mendapat keterangan adanya mobil misterius yang terparkir di depan toko stiker.
“Kita juga dapat keterangan itu. Tapi tidak ada yang bisa membuktikannya, CCTV pun tidak ada hanya yang dari Lapas saja,” kata Tahan.
Saat menelusuri jejak pelarian Cai, Satelit News memang hanya melihat CCTV yang terpasang di setiap menara pantau Lapas Klas 1 Tangerang dan di beberapa rumah warga di komplek tersebut. Sementara CCTV di jalan baik di Mochammad Yamin, Veteran hingga lampu merah perempatan Tugu Adipura pun tidak ada.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Rika Aprianti ketika dihubungi mengatakan Cai sudah masuk dalam daftar pencekalan orang. Pihaknya telah mengajukan surat pencekalan Cai ke Direktur Jenderal Imigrasi. Sehingga, kecil kemungkinan Cai melarikan diri ke luar negeri.
“Sudah kami ajukan surat pencekalan ke Dirjen Imigrasi sejak 18 September lalu,” kata dia. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post