SATELITNEWS.ID, SUKAMULYA—Sebanyak 164 santri Yayasan Insan Pratama di Desa Parahu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang dinyatakan reaktif terhadap rapid test reaktif Covid-19. Itu diketahui setelah Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang bersama Puskesmas Sukamulya melakukan rapid test terhadap 523 santri di pesantren tersebut, Senin (12/10). Sayangnya, pihak yayasan justru memulangkan seluruh santrinya saat Pemkab Tangerang akan melaksanakan test usap, Selasa (13/10).
Juru Bicara Satgas Penanganan dan Percepatan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmidzi menceritakan awalnya ada santriwati berinisial A mengalami panas dingin atau demam. Warga Kecamatan Cikupa itu kemudian pulang ke rumahnya.
Setelah sembuh A kembali ke pesantren atau ke Yayasan Insan Pratama. Namun, saat A berada di pesantren, Ibu dan Adik A, mengalami panas dingin. Setelah dirapid test dan tes usap, keduanya ternyata hasilnya positif Covid-19. Sehingga Ibu dan Adik A dibawa ke Hotel Yasmin atau Rumah Singgah Covid-19 Kabupaten Tangerang.
Hendra menjelaskan kedua orang tersebut tertular oleh A. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang selanjutnya melakukan tracking ke Yayasan Insan Pratama. Dinkes dan Puskesmas Sukamulya melakukan rapid test massal terhadap 523 santri. Hasilnya sebanyak 164 reaktif Corona.
“Awalnya ada santri positif berjenis kelamin perempuan warga Cikupa dan kami langsung melakukan tracing dengan melakukan rapid test hasilnya ada 164 yang reaktif,” kata Hendra Tarmidzi kepada Satelit News, Selasa (13/10).
Dinkes, kata Hendra, berencana melakukan tes usap terhadap 164 santri yang reaktif Covid-19 tersebut. Pria yang saat ini menjabat Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Keaehatan Kabupaten Tangerang itu menyatakan Yayasan Insan Pratama dilarang memulangkan para santri.
Namun ternyata, pihak Yayasan Insan Pratama justru membandel dan memulangkan 164 santri reaktif itu. Hendra menyayangkan tindakan Yayasan Insan Pratama yang kurang kooperatif terhadap Pemerintah Kabupaten Tangerang. “Seharusnya yang reaktif ini di-swab test dulu. Namun karena Yayasannya bandel, dia malah memulangkan santri. Seharusnya tidak apa-apa isolasi di pesantren dulu,” katanya.
Akibat kurang kooperatifnya pihak Yayasan, Satgas Penanganan dan Percepatan Covid-19 bersama Dinas Kesehatan, beserta Puskesmas di Kabupaten Tangerang, akan melakukan pendataan ke rumah-rumah warga. Setiap ada anggota keluarga yang pulang dari Pesantren Yayasan Insan Pratama akan dirapid test ulang dan swab test.
“Sekarang sudah berpencar. Jadi kita udah berkoordinasi kepada setiap Puskesmas untuk melakukan rapid dan swab, ketika ada santri di setiap rumah,” jelasnya.
Dia juga menghimbau kepada para orang tua santri Yayasan Insan Pratama, untuk tidak panik dan bisa bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mencegah penularan virus Corona atau Covid-19. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post