SATELITNEWS.ID, SUKAMULYA—Tim Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Tangerang menyambangi pondok pesantren Tahfidz Insan Pratama Balaraja di Kecamatan Sukamulya, Kamis (15/10). Satgas memantau penerapan protokol kesehatan di lingkungan ponpes yang terpapar virus Corona tersebut.
Ketua Satgas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hery Heryanto menjelaskan pihaknya menerima laporan dari masyarakat dan para orang tua santri bahwa di lingkungan pesantren Insan Pratama terdapat 10 orang yang positif terjangkit virus corona. Satgas berkepentingan untuk melihat penanganan terhadap penularan Covid-19 di pesantren tersebut.
“Kami meninjau langsung untuk mengetahui kebenaran informasi yang terjadi dan bagaimana penanganan yang dilakukan, serta aktifitas belajar mengajarnya, di saat Pandemi seperti ini,”ungkap Hery, kemarin.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desi Riana Dinardianti menegaskan apabila ada santri maupun pengasuh di lingkungan pesantren yang reaktif hasil rapid test maka semestinya tidak dipulangkan. Santri maupun pengasuh harus melakukan isolasi mandiri dan dipisahkan dengan santri yang lain selama 14 hari. Tujuannya agar virus tidak menyebar di lingkungan yang baru. Sementara santri yang positif Covid-19 dapat diisolasi di rumah sakit yang ditunjuk atau memperoleh perawatan di hotel singgah penanganan Covid-19 di Hotel Yasmin Kabupaten Tangerang.
“Santri yang hasilnya reaktif harusnya dilakukan pemisahan dan tidak dicampur dengan santri-santri yang lain. Para santri yang reaktif tersebut tidak diizinkan untuk keluar karena dalam pengawasan,” tegas Desi.
Pemimpin pesantren Tahfidz Insan Pratama KH Ali Mukafi menyatakan telah melakukan upaya bekerjasama dengan Puskesmas Sukamulya untuk melakukan rapid test kepada santri dan tenaga pengajar. Pihaknya juga melakukan tes usap PCR kepada santri yang reaktif.
“Kita sudah tangani bagaimana sebaran Covid-19 menyerang pesantren yaitu dengan melakukan rapid test dan swab test bagi santri yang reaktif. Dari hasil tes usap tersebut kebanyakan negatif. Yang positif 10 orang termasuk tenaga pengajar 1 orang dan sekarang lagi isolasi mandiri,” jelasnya.
Kiai Ali menjelaskan saat ini semua santri sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya tersisa satu orang dari Riau. Para santri, kata Kiai Ali, dijemput orangtuanya masing-masing. Pihak pesantren tidak dapat menahan tindakan para orang tua tersebut.
“Sebelum pulang semua orang tua dipastikan untuk melakukan isolasi mandiri dan tes usap mandiri. Semuanya tertuang dalam surat perjanjian kepulangan santri. Untuk proses belajar mengajar selama santri pulang ke rumah dilakukan melalui metode darling,”ungkapnya.
Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Kabupaten Tangerang Ustaz Ajajih menyambut baik tindakan preventif yang dilakukan pemerintah Kabupaten Tangerang.
“Kita selaku pengelola pesantren yang mengelola umat sangat berterimakasih kepada pemerintah yang begitu konsisten dalam menangani sebaran Corona terutama di area pesantren,” paparnya.
Sebelumnya diberitakan sebanyak 164 santri Yayasan Insan Pratama di Desa Parahu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang dinyatakan reaktif terhadap rapid test reaktif Covid-19. Itu diketahui setelah Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang bersama Puskesmas Sukamulya melakukan rapid test terhadap 523 santri di pesantren tersebut, Senin (12/10). Sayangnya, pihak yayasan justru memulangkan seluruh santrinya saat Pemkab Tangerang akan melaksanakan test usap, Selasa (13/10).
Yayasan Insan Pratama memiliki 523 santri/santriwati. Tenaga pengajar dan santri yang belajar di pesantrennya berasal dari Banten, DKI Jakarta, Jawa dan Sumatra. Ponpes ini fokus dalam mencetak generasi-generasi Qurani. Sudah 300 santri mampu menghafal Alquran. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post