SATELITNEWS.COM, Serang–Penerimaan Pajak Bumi Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) semester II, di 10 Kecamatan di Kabupaten Serang, terbilang rendah. Akibatnya, kinerja Camat setempat akan menjadi bahan evaluasi serius.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang Tubagus Entus Mahmud Sahiri mengatakan, Kecamatan yang penerimaan PBB-P2-nya masih kurang memuaskan antara lain, Kecamatan Pabuaran, Pontang, Cikeusal, Mancak, Lebakwangi, Padarincang, Pulo Ampel, Tirtayasa dan Ciomas.
Namun meskipun kurang memuaskan, penerimaan pajak tersebut tidak ada yang sampai di bawah 20 persen. “Bagi yang masih kurang memuaskan, masih ada waktu. Kita sebetulnya, dari target yang sudah ditetapkan masih belum tertarik nilainya Rp 21,737,684,534. Tetapi dari sisa waktu yang ada, minimal masuk setengahnya saja. Supaya tercapai target,” kata Entus, saat rapat evaluasi pengelolaan PBB-P2 Kabupaten Serang semester II tahun 2019, Kamis (5/12).
Disela – sela evaluasi, Sekda sempat mempertanyakan penerimaan PBB-P2 di Kecamatan Pulo Ampel. Menurutnya, dari target Rp 14 Miliar baru masuk Rp 4 Miliar. Padahal potensinya di wilayah tersebut, cukup besar.
“Saya juga pernah jadi Camat Pulo Ampel, memang besar di sana. Kayaknya, harus di Open Biding untuk ke Pulo Ampel, harusnya Camat di sana itu, yang betul – betul tangguh,” tambahnya.
Wakil Bupati (Wabu) Serang Pandji Tirtayasa mengatakan, untuk Kecamatan yang penerimaannya sangat rendah, pihaknya juga sudah memberikan bendera hitam seperti untuk Kecamatan Ciomas. Hal ini dimaksudkan, bukan dalam kontek menghukum. Tetapi, sebagai sanksi moral.
“Sanski itu tidak selalu harus dalam bentuk fisik, atau teguran dan sebagainya. Ini adalah sanksi moral,” tegas Pandji.
Hanya saja tambahnya, bagi Kecamatan yang potensinya sangat besar seperti di Pulo Ampel, sementara penerimaannya masih rendah, tentunya harus dievaluasi serius. Artinya, Camat yang seperti apa yang harus ditugaskan di wilayah tersebut.
“Jadi bukan Camat biasa – biasa saja, di Kecamatan seperti itu. Tapi kita belum tahu alasannya, karena tidak hadir. Kalau hadir, kita bisa tahu alasannya, rasional atau tidak,” pungkasnya.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Serang, Dedi Setiadi mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya penerimaan PBB-P2 yang masih rendah adalah buku 1,2 dan 3. Menurutnya, hal ini terjadi lantaran kesadaran masyarakat masih belum optimal.
“Kita terus melakukan pelayanan ke lokasi. Karena kalau kita layani dilokasi, semua semangat membayar,” ucap Dedi.
Sedangkan buku 4 dan 5 tambahnya, penerimaannya hampir 90 persen. “Kita juga terus melakukan pendataan individual. Karena dengan pendataan, naiknya sangat signifikan. Tahun ini, target PBB-P2 Rp 65,5 Miliar,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post