SATELITNEWS.ID, TANGSEL—Pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan menggagas ide kota lestari sebagai konsep pembangunan dan penataan Tangsel ke depan. Menurut Benyamin, kota lestari merupakan konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan, dicapai dengan strategi pembangunan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan.
“Idenya, konsep kota lestari akan menjadi Tangsel menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi generasi sekarang, juga untuk generasi yang akan datang,” kata Calon Walikota Tangsel Benyamin Davnie dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/10).
Untuk mewujudkan rencana tersebut, pasangan nomor urut tiga itu menyiapkan sejumlah program unggulan, seperti pengembangan kota dalam taman dan taman dalam kota. Program tersebut juga sejalan dengan konsep kota hijau (green city).
Sementara menurut Calon Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan, pengembangan kota dalam taman dan taman dalam kota sekaligus demi meneruskan ide Walikota Airin Rachmi Diany untuk membuat Tangsel semakin nyaman ditinggali. Selain itu, gagasan tersebut juga untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan keterpenuhan ruang publik dan ruang terbuka hijau.
“Konsep kota lestari, yang salah satunya diturunkan dalam program kota dalam taman dan taman dalam kota, bertujuan untuk menghasilkan pembangunan kota yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata ruang, infrastruktur dan pembangunan sosial,” jelas arsitek berusia 29 tahun itu.
Pilar menjelaskan, penataan Tangsel dalam konsep kota lestari akan terdiri dari setidaknya empat elemen. Pertama yakni green planning and design yang berprinsip pada konsep pembangunan kota berkelanjutan. Kedua, yakni memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH). Selain mengurangi polusi, RTH juga bisa menambah estetika kota juga menambah ruang publik. Ketiga yaitu transportasi hijau atau green transportation.
“Konsep ini menjadikan sistem dan manajemen transportasi publik di Tangsel berfokus pada transportasi massal yang berkualitas demi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi emisi kendaraan, juga menciptakan ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda,” jelas Pilar.
Terakhir yakni komunitas hijau atau green community. Teknisnya, menurut Pilar, dengan melibatkan berbagai stakeholder dari kalangan pemerintah, bisnis dan masyarakat dalam pembangunan kota lestari. “Green community bertujuan untuk menciptakan partisipasi nyata dari seluruh elemen dalam pembangunan kota lestari, juga membangun masyarakat yang memiliki karakter dan kebiasaan yang ramah lingkungan,” tutur Pilar. (dm)
Diskusi tentang ini post