SATELITNEWS.ID, CIKUPA—Sebanyak 56 warga Desa Budi Mulya, Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang mengalami mual dan diare hingga dehidrasi, Sabtu (24/10). Mereka diduga mengalami keracunan setelah mengkonsumsi bubur sumsum.
Ketua RW 02 Kampung Budi Mulya, Desa Budi Mulya, Kecamatan Cikupa, Ahmad mengatakan, sebanyak 56 warganya mengkonsumsi bubur Sumsum yang dibeli dari pedagang keliling pada Jumat (23/10). Satu hari berikutnya, 56 warganya itu mengalami mual dan buang-buang air (diare-red) dan langsung dilarikan ke Puskesmas Cikupa dan Klinik Bidan Budi Mulya.
Namun, sebanyak 44 orang diantaranya sudah diperbolehkan pulang karena membaik keadaannya. Sementara 9 orang lainnya masih dirawat di Puskesmas hingga Minggu (25/10). Tiga orang lagi dirujuk ke Metro Hospital Cikupa.
“Semuanya ada 56 (orang) sebenarnya, mereka merasakan gejala keracunan. Dugaannya karena bubur Sumsum,” kata Ahmad kepada Satelit News, Minggu (25/10).
Kepala Puskesmas Cikupa, Shelmi Johan menambahkan, bahwa pasien yang mengalami gejala keracunan makanan berjumlah 9 orang. Katanya, mereka mengalami mencret, mual dan panas.
Sedangkan 3 pasien lagi dirawat di RSU Metro Hospital. Kemudian pasien lainnya dirawat di klinik Bidan Budi Mulya, namun kondisinya sudah mulai membaik.
“Ada tiga yang dirujuk ke Rumah Sakit Metro Hospital, karena kondisinya panas demam pusing dan mengalami dehidrasi,” pungkasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmidzi mengatakan, bahwa sebetulnya hanya ada 43 yang mengalami gejala keracunan makanan. Hendra mengaku, belum bisa dipastikan penyebab dari keracunan tersebut. Pasalnya, bubur Sumsum yang diduga menjadi penyebab keracunan itu masih diperiksa menggunakan laboratorium di Jakarta.
“Totalnya ada 43 (orang). Sebagian sudah pulang, memang ada yang masih dirawat. Kita belum bisa memastikan penyebab keracunan ya, soalnya kan sampel buburnya masih diperiksa. Nanti Senin baru keluar hasilnya,” jelasnya.
Kata Hendra, penjual bubur sumsumnya pun sudah diperiksa oleh pihak kepolisian. Namun, dia mengaku tidak mengetahui lebih lanjut status si penjual bubur Sumsum karena itu kewenangan pihak kepolisian.
“Saya tidak mengetahui, itu kewenangan pihak kepolisian ya. Kami hanya mengurusi korbannya saja,” pungkasnya. (alfian/aditya/gatot)
Diskusi tentang ini post