SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, berusaha mendorong para petani untuk menggunakan benih yang tahan banjir dan memperbaiki saluran drainase. Hal itu dilakukan, untuk mengantisipasi banjir merendam lahan pertanian, memasuki musim penghujan.
Kepala Distan Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan ada beberapa titik lahan pertanian yang setiap tahun rutin terendam banjir, antara lain wilayah Kecamatan Tunjung Teja Desa Kemuning, kemudian untuk di Padarincang yakni Desa-desa yang berbatasan dengan rawa danau seperti, Cikalumpang, Butukuwung dan Barugbug. Untuk di Kecamatan Kragilan yaitu di Desa Undar Andir.
“Tapi sekarang dalam proses pembangunan tanggul 11 kilommeter, bantuan Asian Development Bank (ADB), mudah – mudahan nanti dari Pamarayan sampai Kragilan tidak ada banjir lagi,” kata Zaldi, Rabu (4/11).
Namun untuk mengantisipasi banjir merendam lahan pertanian, ia mengaku, sedang mendorong para petani untuk bisa menggunakan benih padi rawa yang tahan banjir. Meskipun memang tidak semua petani tidak suka dengan rasanya.
“Jadi padinya itu lebih tinggi dan tahan banjir, kita juga meminta petani untuk memperbaiki salurna drainase, sehingga ketika air berlebih bisa dibuang, atau alternatif lain menunda tanam,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, saat ini para petani hampir semua mulai memasuki persiapan mengolah tanah. Untuk tanam sendiri akan dilakukan secara serentak se Kabupaten Serang mulai awal Desember mendatang. “Makanya biar tidak ketinggalan tanam, brigade traktor yang ada di Kecamatan-kecamatan kita sebar, biar segera mengolah tanah,” tandasnya.
Diungkapkannya pula, saat ini pihaknya juga akan menurunkan bantuan benih untuk 5000 hektar dan bantuan pupuk untuk sekitar 7000 hektar. Bantuan tersebut merupakan program areal tanam baru yang diutamakan untuk sawah tadah hujan.
“Makanya paket bantuanya juga ada pengeboran air,” tuturnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang, Tubagus Entus Mahmud Sahiri, sebelumnya meminta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungannya untuk melakukan penyuluhan terhadap masyarakat menghadapi perubahan cuaca. Hal itu dilakukan agar tidak ada kerugian yang dirasakan masyarakat.
“Sekarang musim badai, kepada masyarakat diminta waspada saja dengan perubahan cuaca, khususnya bagi daerah daerah yang rawan bencana, kemudian untuk mengantisipasi pertanian kita minta Dinas Pertanian melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat supaya tidak terjadi kerugian yang besar,” ungkap Entus.
Menurutnya, Dinas Pertanian harus turun ke lapangan menyampaikan perubahan cuaca terhadap masyarakat, menyampaikan pola tanam yang baik berkaitan dengan cuaca. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post