SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Nahas nasib Didi, Tarman, dan Masjuk, tiga nelayan asal Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Perahu yang mereka tumpangi terbalik saat mencari ikan, Rabu (11/11) malam. Dua orang ditemukan tewas dan satu lainnya masih hilang.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan Tarman dan Masjuk sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Sementara Didin masih dalam pencarian oleh petugas gabungan. Ketiga korban merupakan warga RT 03/01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga.
Menurut keterangan saksi, awalnya ketiga nelayan itu Tarman (60), Masjuk (70), dan Didi (33) pergi melaut. Namun saat akan menebar jaring, salah seorang korban bernama Didi tersangkut jaring dan terjatuh.
Lalu, saat melihat Didi terjatuh, Masjuk dan Tarman berusaha menolong Didi. Sayangnya perahu yang mereka tumpangi justru terbalik.
“Berdasarkan keterangan saksi, perahu yang ditumpanginya hilang kendali dan terbalik. Akhirnya tiga nelayan itu tenggelam,”jelas Kosrudin kepada Satelit News, Kamis (12/11).
Lanjut Kosrudin, sejumlah nelayan yang menyaksikan kejadian itu, berusaha untuk menolong. Namun tidak berhasil dan akhirnya melaporkan kejadian itu kepada Polsek Teluknaga serta BPBD Kabupaten Tangerang.
Setelah mendapatkan informasi tenggelamnya tiga nelayan, BPBD langsung melakukan pencarian. Akhirnya korban yang bernama Tarman dan Masjuk berhasil ditemukan namun sayang sudah meninggal dunia.
Kapolsek Teluknaga AKP Dodi Abdul Rohim menambahkan bahwa pihak Kepolisian bersama BPBD, TNI AL, dan warga setempat terus melakukan pencarian terhadap Didi. Dia menduga, ketiga korban tersebut tenggelam dikarenakan terkena jerat kail yang dipergunakannya untuk mencari ikan di laut, yang kemudian membuat perahu terbalik.
“Kalau dugaan kita korban terjerat kail jatuh ke air, lalu kedua temannya menolong, dan perahunya goyang terus terbalik ke air,”ungkapnya.
Sementara itu, salah satu nelayan asal Tanjung Pasir, Kutep mengaku pertama kali dirinya melihat Tarman sedang mengapung di atas air dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi. Dia kemudian meminta bantuan warga membawa jasad Tarman.
“Setelah saya cari-cari di tengah laut, akhirnya saya temukan jasad Tarman sudah mengambang di air, kemudian saya kasih tahu teman-teman untuk angkat mayat Tarman,” tandasnya.
Atun, istri Tarman mengatakan, dirinya sempat memiliki firasat buruk sebelum sang suami pergi melaut. Pasalnya, Tarman masih dalam kondisi sakit sehabis berobat ke puskesmas setempat.
Menurut Atun, dia sempat menahan sang suami agar tidak pergi. Namun Tarman tetap nekad pergi melaut karena berharap mendapat ikan banyak.
“Udah dibilang jangan melaut dulu, kondisinya masih lemes abis berobat siang. Tetep maksain diri jam 8 malam (11/10) berangkat, habisnya kemarin lusa dapat ikan 7 kilogram barangkali dapat lebih dari itu,” ujar Atun.
Lanjutnya, firasat itu semakin kencang ketika pukul 11 malam. Pasalnya, tetangga yang menangkap ikan sudah pulang. Namun, sang suami belum juga hadir. Sehingga Atun, langsung meminta bantuan kepada tetangganya untuk mencari suaminya yang belum pulang melaut.
Bahkan, Atun sampai tidak tidur untuk menunggu sang suami kembali ke rumah. Namun, pada pagi harinya, dia mendapatkan kabar bahwa sang suami ditemukan sudah meninggal dunia akibat tenggelam saat mencari ikan. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post