SATELITNEWS.ID, SERANG–Hingga saat ini, angkutan umum (Angkum) yang masuk ke Terminal Tunjung Teja masih sepi. Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Serang mencatat, dalam sehari kendaraan yang masuk baru sekitar 15 sampai 20 angkutan umum.
Kepala Dishub Kabupaten Serang, Hedi Tahap mengatakan, secara teknis untuk aktivitas terminal Tunjung Teja sudah maksimal. Adapun untuk jumlah trayek di terminal Tunjung ada 4. Diantaranya Tunjung teja – Baros, Tunjung Teja – Pamarayan, Tunjung teja – Ciruas dan lainnya.
Namun demikian tambahnya, hingga saat ini belum semua trayek terisi. “Jadi kita imbau ke pengusaha angkutan, ditawarkan terus (agar mengisi trayek),” ujar Hedi Tahap, kemarin.
Ia menuturkan, meskipun banyak trayek yang belum terisi retribusi terminal Tunjung Teja sudah mulai ditarik sejak 1 Oktober lalu. Hasilnya dalam sehari antara Rp 15 sampai 20 ribu. “Kita harus maklum, karena angkutan yang masuk situ belum banyak. Tapi secara aktivitas, walau sedikit tiap hari ada,” ujarnya
Menurutnya, untuk target retribusi masih belum dihitung. Kemungkinan target baru dihitung pada tahun 2021. Namun sebelumnya, pihaknya akan melakukan evaluasi dan menghitung lebih dulu besaran targetnya.
Menurutnya, dengan minimnya kendaraan yang masuk ke terminal pihaknyapun belum bisa mendongkrak pendapatan. “Tapi kita sebagai pemerintah, berkewajiban memfasilitasi dengan adanya terminal. Jumlah kendaraannya sih banyak untuk yang trayek Kota Serang 60 itu jumlah mobil sementara, dari Lebak 40, cuma yang masuk paling 20 sampai 15,” terangnya.
Disinggung soal besaran retribusi ujarnya, per mobil masih besaran lama yakni Rp 1000. Besaran tersebut nantinya akan ditingkatkan, karena masih terlalu kecil. Sedangkan target retribusi terminal sekitar Rp 40 juta dari 3 terminal.
“Nanti kita tambah ini (Tunjung Teja) akan dihitung. Itu dari Cikande, Tanara dan Anyer. Cuma sekarang masih Covid sehingga anak sekolah jarang, jadi jarang masuk terminal. Kita baru berapa persen 30 persen (capaian),” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post