SATELITNEWS.ID, LEBAKGEDONG—Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itu kata- kata yang pantas disematkan atas nasib ratusan warga Kampung Cigobang, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong. Betapa tidak, hunian sementara (huntara) yang mereka tempati harus porak-poranda setelah diterjang hujan deras yang disertai angin kencang.
Ada 22 huntara dan satu musala yang terdampak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut dan saat ini sedang dalam penanganan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak dan warga setempat.
Informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (17/11) pada pukul 16.00 WIB. Saat itu, hujan deras yang disertai angin kencang melanda wilayah setempat. Terpal dan material bambu yang bahan untuk Huntara tidak bisa menahan kencangnya angin hingga akhirnya puluhan huntara itu porak-poranda.
Kepala Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama membenarkan kejadian tersebut. Kata Febby, dalam peristiwa tersebut tidak menelan korban jiwa. “Untuk kerusakannya tidak terlalu parah dan bisa segera diperbaiki,” ujar Febby kepada Satelit News, kemarin.
Katanya, berdasarkan laporan di wilayah setempat (Cigobang) terdapat 22 huntara dan satu unit musala yang terdampak. Kondisinya tidak terlalu parah. “Bantuan berupa terpal sudah kita distribusikan kepada para korban,” katanya.
Menyikapi peristiwa tersebut, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (BPBD) Lebak, Ada Firdaus mengaku prihatin. Dalam hal ini, pihaknya meminta pemerintah untuk segera merealisasikan hunian tetap (huntap) bagi warga yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi awal tahun 2020 lalu.
“Kasihan mereka yang setiap hari mengkhawatirkan nasibnya. Tinggal di huntara yang terbuat dari terpal dan material bambu, jika hujan mereka mengkhawatirkan terjadi roboh. Akhirnya kekhawatiran mereka terbukti, setelah dihantan hujan deras yang disertai angin kencang,” pungkasnya.(mulyana/made)
Diskusi tentang ini post