SATELITNEWS.ID, SERANG—Pasangan nomor urut 1 di Pilkada Kabupaten Serang Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa mengatakan bahwa daerah Serang tidak ada persoalan terkait toleransi. Semua tokoh ulama, tokoh agama memiliki forum komunikasi dan berjalan dengan baik.
“Antara ulama tokoh, pemuka agama di Serang mereka ada sebuah forum FKUB. Ini berjalan dengan baik. Pemerintah fasilitasi komunikasi antar organisasi yang ada, ormas yang ada di Kabupaten Serang. Dan itu difasilitasi pemerintah dan komunikasi baik dan tidak ada salah paham,” kata Tatu menjawab pertanyaan soal intoleransi dan radikalisme di debat calon Pilkada Kabupaten Serang yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun tv nasional, Rabu (18/11).
Ditambahkan Pandji, bahwa daerah Kabupaten Serang selama ini tidak pernah ada konflik rasial, agama dan suku. Menurutnya, ini karena pemerintah daerah selalu berkomitmen pada pemeliharaan sesama warga. Apalagi, Serang dianggap sebagai daerah heterogen.
“Serang relatif heterogen dan jadi magnet berbagai suku dan Alhamdulillah ada persatuan dan kesatuan,” ujar Pandji.
Sementara, pasangan nomor urut 2, Nasrul Ulum-Eki Baihaki membicarakan soal tenaga kerja lokal. Menurut pasangan ini bahwa meskipun daerah di Kabupaten Serang adalah industri, tapi ada masalah terkait dengan lapangan kerja.
“Mereka menyampaikan kalau mau masuk kerja susah, padahal industri di depan mata. Karena masuk kerja harus ada calo tenaga kerja membayar. Sebab itu di sini kita melihat apa gebrakan pemerintah belum ada,” kata Eki.
Makanya, kata Eki ke depan bagaimana membuat rekruitmen untuk industri agar tidak bersentuhan dengan calon. Misalnya menurutnya membuat aplikasi sehingga pencari kerja tidak bersentuhan dengan calon.
“Masyarakat di Kabupaten Serang ke depan ketika mau mendapat lapangan kerja tidak menyiapkan uang,” ujarnya.
Dalam debat tersebut, Nasrul Ulum-Eki Baihaki menanyakan kenapa pusat pemerintahan Kabupaten Serang sampai sekarang belum terbangun ke petahana nomor urut 1 Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa. Bahkan, banyak warga yang tidak tahu kantor dinas tertentu milik Pemkab di mana lokasinya.
“Sudah 12 tahun tidak mempunyai atau pusat pemerintahan belum ada sampai saat ini. Kenapa sampai detik ini juga belum memiliki, dampaknya luar biasa,” kata calon bupati Nasrul bertanya kepada calon bupati Tatu.
Tatu sendiri menjawab bahwa anggaran Kabupaten Serang terbatas dan harus dibuat skala prioritas. Saat ini yang jadi prioritas katanya soal jalan, rumah tidak layak huni, insentif guru honorer, guru ngaji, kader posyandu sampai pemberian beasiswa.
“Ini menurut saya skala prioritas,” kata Tatu menjawab.
Menurutnya kantor Pemkab itu dibangun untuk ASN. Dan itu dibangun bukan untuk masyarakat sedangkan ada warga yang masih tinggal di rumah tidak layak huni.
“Kalau kantor itu untuk kami, untuk ASN, untuk apa. Untuk apa kita duduk di kantor megah mewah, sedangkan rumah tidak layak huni masih tersebar di mana-mana,” katanya lagi.
Nasrul menanggapi bahwa apa yang disampaikan Tatu memang penting. Tapi katanya karena kabupaten tidak punya pusat pemerintahan, ada layanan yang terganggu. Padahal selama ini bantuan anggaran termasuk dari provinsi selalu diberikan ke Kabupaten Serang.
“Pertanyaan saya itu dampaknya jelas, dampak pelayanan. Sempat saya tanya ke masyarakat, dinas kesehatan di mana? Kalau mau ngeluh soal pendidikan nggak tahu juga,” ujar Nasrul.
Soal ini kemudian dijawab calon wakil bupati Pandji Tirtayasa. Terhambatnya pelayanan karena tidak ada pusat kantor Pemkab ia anggap masih bisa didebatkan. Ia menganggap bahwa infrastruktur jalan salah satu hal penting karena lebih mendahulukan kepentingan publik daripada pribadi.
“Sementara kalau bicara pelayanan, dinas ini di lokasi a, ini di lokasi b, tidak menghambat pelayanan,”ujarnya. (dtc)
Diskusi tentang ini post