SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Pandeglang, yaitu Irna Narulita-Tanto Warsono Arban (Intan) dan Thoni Fathoni Mukson-Miftahul Tamamy (Toat), saling serang dengan pertanyaan berbasis data dan fakta. Diskusi panas ini berlangsung pada acara Debat Publik yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pandeglang, di salah satu stasiun TV Nasional, Senin (23/11).
Pantauan Satelit News, pada debat publik masing-masing Paslon terlebih dahulu menyampaikan visi misi. Selebihnya kedua Paslon saling menyampaikan penajaman visi misi masing-masing. Setelah itu keduanya mendapatkan pertanyaan dari moderator.
Di season saling memberikan pertanyaan inilah, debat semakin memanas. Bahkan kedua Paslon saling “serang” dan mematahankan argumen satu sama lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Paslon Toat, selalu mampu ditepis Paslon Intan dengan jawaban berbasis data.
Situasi semakin memanas setelah calon Bupati Pandeglang, Irna Narulita, dituding Calon Bupati nomor urut dua, Thoni Fathoni Mukson, bahwa Irna dan Tanto terhitung dari tahun 2016-2021 belum menyelesaikan RPJMD (Rancangan Pembanguan Jangka Menengah Daerah).
Irna pun menepik pertanyaan itu. Menurutnya, data yang disampaikan Thoni tidak akurat dan bukan data real, dari website resmi Pemerintah Daerah (Pemda) Pandeglang. Seperti apa yang disampaikannya. Bahkan Irna pun menuding Thoni kurang turun ke lapangan dan salah baca.
Sementara itu, Thoni bersama Imat selalu mempertahankan argumennya dan banyak mengkritisi Paslon Intan selama memimpin Pandeglang. Baik itu soal infrastruktur maupun program lainnya yang dituding belum direalisasikan.
Thoni juga membantah jika data yang disampaikannya tidak akurat. Ditegaskan Thoni, bahwa data yang disampaikannya itu dari anak buah bupati (sebut Thoni ke Irna), yakni dari Bappeda Pandeglang yang dirilis pada 27 Januari 2020, itu di rri.co.id.
Thoni memaparkan soal data Bank Indonesia 2019, bahwa Pandeglang nol persen didatangi investor dan tidak punya daya tarik apapun. Kemudian data dari Bappeda Pandeglang, 5 dari 11 RPJMD tahun 2016-2021 masih banyak yang belum tercapai.
“RPJMD dari 2016-2021 yang belum tercapai itu, IPM (Indek Pembangunan Manusia), prosentasi penduduk miskin, nilai tukar petani, kujungan wisatawan, kondisi jalan rusak berat di Kabupaten Pandeglang,” ungkap Toni.
Pada penjabaran IPM tentang kesehatan menurut Thoni, janji lima tahun lalu soal bakal merealisasikan kotak bayi berkah dan bantuan satu tahun kebutuhan bayi. “Apa yang dapat diperjelaskan, karena kami tidak melihat program ini berjalan,” tanya Thoni pada Irna.
Dari pemaparan dan pertanyaan itu, calon Bupati nomor urut satu, Irna Narulita menegaskan, dari RPJMD yang sudah dilampaui ada 9 indikator kinerja utama. Kata dia, dari 9 itu diakui Irna ada yang tidak lolos dan sempurna satu saja yakni, kujungan wisatawan. Bahkan tambahnya, IPM naik, dari yang tadinya 62 persen menjadi 64,9 persen.
“Saya fikir Anda (sebut Irna ke Thoni) kurang turun ke lapangan dan salah baca sepertinya. Saya tidak bicara mimpi, tapi saya bicara berbasis data. Angka kemiskinan turun 1 persen, pengangguran turun 1,5 persen, dan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) empat kali berturut, dapat reward dari Pemerintah Pusat, Sakip naik terus dan menarik investor sedang dikerjakan melalui merubah RTRW,” bantah Irna terhadap tudingan Thoni.
“Mana bisa kita bersaing dengan Banten Utara. Kami genjot, kami dorong revisi RTRW dan sekarang kita menuju memantapkan investasi agar masyarkat sejahtera,” tambahnya.
Selain merevisi RTRW untuk menarik investor berinvestasi di Pandeglang, selama empat tahun katanya, ia membenahi pelayanan dan sudah melahirkan Mal Pelayanan Publik (MPP) pertama di Provinsi Banten.
“Jadi harapan kita bersama-sama untuk meyakinkan kepada para investor. Kemudahan tadi MPP hadir di Pandeglang. Baru satu ada di Banten dan ditingkat nasional ke 27. Pandeglang memang miskin, tapi tidak kita jual kemiskinannya, kita jual prestasinya dan semangatnya,” ungkap Irna menggebu-gebu.
Begitu juga debat sesi antara calon Wabup yang terlihat seru. Dikarenakan keduanya juga saling bantah dan saling mematahkan argumentasi. Seperti apa yang dikatakan Wabup nomor urut dua, Tamamy, ketika ia turun ke lapangan tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan infrastruktur jalan. Dia menilai hal itu menjadi pekerjaan rumah Kabupaten Pandeglang. “Itulah yang menjadi masalah hari ini,” katanya.
Sementara calon Wabup nomor urut satu, Tanto Warsono Arban menjawab, bahwa selama memimpin Pandeglang dengan kurun waktu empat tahun, sudah merampungkan ratusan KM jalan. “Periode pertama ini dalam lima tahun sudah banyak capaian kami. Hasil dari data BPS kurang lebih 230 KM jalan itu sudah kita tuntaskan dari total 700-an jalan K2 Kabupaten Pandeglang. Begitu juga jalan desa dan lingkungan dari total 1.400 kilometer itu kami selsaikan 365 kilometer,” pungkasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post