SATELITNEWS.ID, TANGERANG—KONI Banten telah menerjunkan sejumlah tim monitoring ke sejumlah tempat pelaksanaan Pelatda PON XX. Salah satunya adalah memonitoring cabor panahan yang berlatih di Lapangan Panahan Perpani Kota Tangerang, TMP Taruna, Kota Tangerang, Minggu (22/11) pagi.
Pada monitoring tersebut Pelatda PON dihadiri oleh 7 dari total 9 atlet peserta Pelatda PON. Dua atlet yang absen saat monitoring adalah Danang Ari Santo dan Ryan Rafi Adiputro. Keduanya, absen lantaran sakit (Danang) dan sedang mengerjakan tugas dari sekolah (Ryan Rafi Adiputro).
Pada saat monitoring, ketujuh atlet panahan Banten menjalani skoring dalam seri yang berbeda. Untuk compound atlet menjalani skoring dalam dua seri sementara di nomor recurve atlet menjalaninya dalam 3 seri.
Dari hasil skoring nomor compound putra Muhammad Subekhan mencatat angka 694 sementara Danara Handaja meraih 679. Di bagian putri Syahara Khoerunisa mencatat angka tertinggi 690 poin diikuti Risda Amelia dengan capaian 673 poin dan Ranti Maulida dengan capaian 666. Sedang di nomor recurve putra Ahmad Mumtaja mencatat skor tertinggi hingga 926 poin. Disusul pemanah putri Arinda Pusparani Jatmiko dengan meraih poin 869.
Menanggapi hasil skoring finis, Harisa Wandatama Tanujaya, pelatih nomor compound menyatakan kemampuan atlet meski ada kemajuan namun tidak signifikan peningkatannya. Hal itu terjadi lantaran saat skoring, beberapa atlet peralatan penunjangnya mengalami masalah.
“Tapi hasil skoring kemarin (saat monitoring) hasilnya stabil, yang terlihat ada grafik naiknya adalah dari persaingan atlet untuk mencatat poin tertinggi. Mereka semua terlibat balapan untuk meraih hasil terbaik,” ungkap Finis.
Sementara itu dari tim monitoring KONI Banten, Siti Jahroh menyatakan, setelah melihat hasil skoring dan laporan dari masing-masing pelatih, dia berharap kadar pertemuan atlet panahan Banten dalam latihan bersama ditambah. Selain itu KONI juga meminta pelatih lebih mencermati kegiatan latihan mandiri yang dijalani atlet selama 2 hari dalam sepekan.
“Latihan mandiri kita harap bisa ditambah dengan latihan dua kali dalam sepekan, tetapi tetap dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Untuk latihan mandiri kita harapkan juga dilakukan evaluasi saat latihan bersama, selain mematau dengan cermat latihan mandiri yang dilakukan jangan laporan berupa foto dan video hanya sebatas menggugurkan kewajiban,” tegas Siti. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post