SATELITNEWS.ID, SETU—Pemerintah Kota Tangerang Selatan menghadapi tantangan berat di usianya yang ke-12 tahun. Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany menegaskan tantangan itu berupa lesunya perekonomian serta turunnya daya beli masyarakat. Pemkot Tangsel akan fokus mencari cara untuk membangkitkan aktivitas perekonomian di tengah masa pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Airin pada perayaan HUT Kota Tangsel ke-12 di DPRD Tangsel, Setu, Kamis (26/11). Wali Kota dua periode itu mengatakan meskipun sedang mengalami kesulitan dan keterbatasan, Pemkot Tangsel harus terus berupaya untuk melangkah maju.
“Tantangan lain yang harus kita selesaikan adalah bagaimana membangkitkan aktivitas perekonomian, mengembalikan daya beli masyarakat dan menguatkan kondisi fiskal daerah. Di tengah kesulitan dan keterbatasan kita terus berupaya untuk melangkah maju. Berbagai penyesuaian penerapan strategi baru dan perubahan kita lakukan dalam rangka membangun keseimbangan antara merealisasikan program yang sudah direncanakan dengan upaya penanganan Pandemi Covid-19,” ungkap Airin.
Airin memegang prinsip bagaimana terbangun harmoni atau keseimbangan dalam setiap aspek pembangunan dan penataan kota. Khusus dalam rangka penanganan Pandemi Covid-19, Airin mengambil kebijakan berlandaskan pada prinsip komprehensif dan kolaboratif.
“Prinsip komprehensif tercermin dalam penanganan Covid-19 yang mencakup aspek hulu atau Pencegahan, dan aspek hilir atau pengobatan. Sementara prinsip kolaboratif diwujudkan dalam pelibatan berbagai pemangku kepentingan untuk bersama sama dan secara terkoordinasi melakukan upaya penanggulangan pandemi Covid-19,” tutupnya.
Mengenai Kota Tangsel yang kini sudah berusia 12 tahun, Tangsel Airin Rachmi Diany, mengatakan bahwa saat ini tingkat kecintaan masyarakat Tangsel terhadap kotanya semakin tinggi. Hal itu terlihat dari tingginya angka partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan kota.
“Partisipasinya (warga) sangat luar biasa, keikutsertaan untuk keingintahuan terhadap kotanya dan untuk mencintai kotanya sangat luar biasa,” ujarnya.
Airin menjelaskan, bahwa dengan modal kecintain yang luar biasa tersebut, kota Tangsel hingga saat ini masih bisa berproses dan berkembang. “Itu modal sehingga tangsel bisa sampai dengan hari ini karna proses kolaborasi kerjasama antara pemerintah daerah kepada masyarakat,” ujarnya..
Airin mengatakan, Tangsel telah melewati dan menyesuaikan berbagai persoalan dan hambatan yang dialami sejak berdiri sebagai kota pada 2008 lalu. “Bukan hanya telah berhasil melewati itu semua. Tapi justru di sepanjang perjalanannya mampu menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan selama perjalanan pembangunan kota Tangsel,” ujarnya.
Menurut Airin, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya tren peningkatan dalam hal indeks pembangunan manusia dan laju pertumbuhan ekonomi Selain itu, angka harapan hidup, pendapatan per kapita, dan kemampuan daya beli, serta angka harapan lama bersekolah juga terus mengalami peningkatan. Di samping itu, Airin mengklaim bahwa anggaran pendapatan belanja dan daerah (APBD) kota Tangsel juga terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Kerja sama, kerja keras, dan kerja cerdas kita selama ini, telah membawakan berbagai hal untuk menyelesaikan persoalan, permasalahan, prestasi di tingkat provinsi dan nasional,” pungkasnya.
Paripurna HUT Tangsel di gedung DPRD setempat berlangsung sederhana. Tamu undangan dibatasi, hanya 100 undangan yang disebar, dan sisanya mengikuti via Zoom di seluruh kecamatan.
Meskipun tamu undangan dibatasi, suasana paripurna tetap berlangsung dengan khidmat. Dan sama seperti tahun sebelumnya para tamu undangan memakai pakaian adat. Dan pada tahun ini, beberapa anggota dewan, khususnya pria memakai pakaian adat Betawi. Tidak hanya pakaian pangsi saja, tetapi dilengkapi juga dengan sebilah golok di pinggang. Bak para jawara dengan golok di pinggangnya, para anggota dewan itu pun masuk satu persatu ke ruangan paripurna sebelum paripurna dimulai pukul 10.00 WIB.
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Kota Tangsel, Wawan Syakir Darmawan, yang juga Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bampeperda) DPRD Kota Tangsel ini menjelaskan, mengenakan pakain pangsi dan juga membawa golok bentuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal Kota Tangsel.
Menurut Wawan, DPRD Kota Tangsel sudah mendorong terbentuknya Peraturan Daerah (Perda) Pelestarian Kebudayaan Betawi di Kota Tangsel, maka tentu sudah sepantasnya para anggota dewan mengenakan pakain pangsi tersebut untuk patuh terhadap Perda yang telah disusun sendiri oleh DPRD.
“DPRD Telah membentuk Perda Pelestarian Kebdiayaan Betawi di Kota Tangsel, maka sudah sepatutnya pula kami yang memberi contoh dengan patuh terhadap Perda itu, dengan menjaga kebudayaan ini. Makanya di hari yang sangat istimewa ini, hampir semua dewan laki-laki memakai pakaian pangsi, dan juga bawa golok di pinggangnya,” paparnya sambil menunjukkan golok asli yang dia bawa.
Sementara kegiatan paripurna sendiri, dipimpinan langusng oleh Ketua DPRD Kota Tangsel Abdul Rasyid dan hadir Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany serta beberapa tokoh masyarakat seperti Margiono, Zarkasih Noor, Rasyud Syakir dan Abdul Rojak. (jarkasih/dra/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post