SATELITNEWS.ID, TANGERANG— Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membangun jembatan layang atau fly over di Jalan Maulana Hasanudin urung terlaksana. Jembatan yang mulanya akan dibangun untuk mengantisipasi kematecetan di simpang Jalan Maulana Hasanudin ini ditunda lantaran keterbatasan anggaran yang dimiliki.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono mengatakan, anggaran terbatas karena rasionalisasi untuk menangani pandemi Covid-19. Sehingga, hal tersebut harus membuat Pemkot Tangerang putar otak untuk pembangunan infrastruktur.
“Ditunda dengan alasan keterbatasan anggaran karena pandemi jadi harus optimasi dulu mana yang benar-benar prioritaskan. Ini semua penting tapi cari yang mendesak,” ujar Ruta kepada Satelit News, Jumat, (4/12) lalu.
Namun, demikian kata dia Pemkot Tangerang berencana melakukan pelebaran jalan di kawasan tersebut untuk mengatisipasi kemacetannya. Saat ini, progresnya sedang dijalani oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
“Jadi walaupun nggak bikin jembatan itu kita lebarin jalan dulu. Jadi kan disitu ada pasar ditata dulu. Kita rapihkan jalan disana dulu. Termasuk satu rumah yang berada di tengah jalan itu, itu sedang ditangani PU,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala DPUPR Kota Tangerang, Decky Priambodo. Padahal dari segi desain pihaknya telah siap. Diketahui, jembatan layang itu tersebut cukup mewah terlihat dari desainnya.
Ada empat ruas jalan berbentuk lingkaran dan saling berhubungan satu sama lain. Jembatan layang itu akan menghubungkan Jalan Benteng Betawi menuju Maulana Hasanudin. Lalu Jalan Benteng Betawi menuju Daan Mogot. Kemudian Jalan Daan Mogot dari arah Jakarta menuju Poris. Serta Jalan Maulana Hasanudin menuju Daan Mogot arah Kota Tangerang. Begitu juga sebaliknya. Letaknya berada setelah Stasiun Poris yang mengarah ke Duri.
“Proses itu sudah kita lakukan semua desain sudah siap memang yang jadi masalah ternyata setelah dihitung-hitung dievaluasi dengan keterbatasan anggaran yang ada belum bisa itu butuh anggaran besar,” kata Decky.
Selain itu, kendala dalam pembangunannya yakni soal pembebasan lahan yang harus dilakukan untuk realisasi fly over. Pihaknya kata Decky belum mendapat kesepakatan dengan pengembang yang memiliki lahan tersebut. “Termasuk pembebasan lahan kita pikir dari pihak pengembang bisa menghibahkan ternyata mereka nanti dulu harus ada hitung-hitungannya butuh waktu lagi jadi kita tunda dulu,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post