SATELITNEWS.ID, SERANG— KONI Banten harus mendorong para atletnya untuk berlatih lebih ekstra sebelum berlaga di ng Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, tahun depan. Kondisi fisik sebagian atlet dianggap belum mumpuni untuk bertanding di kompetisi multi event terbesar di Indonesia tersebut.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi KONI Banten Hengky S Bremmer saat KONI menggelar tes fisik kedua bagi para atlet, yang digelar di GOR KONI Banten, Serang, Sabtu (5/12). Diketahui, tes fisik tersebut merupakan yang kedua digelar KONI Banten dalam persiapan menghadapi PON XX Papua. Tes fisik kedua tersebut sekaligus sebagai tahapan evaluasi selama latihan mandiri akibat pandemi Covid-19.
Dia menyatakan jika melihat kondisi pandemi saat ini, kemungkinan ada beberapa atlet yang mengalami penurunan hasil tes fisik. Alasannya, mereka sekian bulan harus menjalani latihan mandiri.
“Jadi ya bisa karena kurang terpantau atau pola latihan yang tidak sesuai dengan yang diberikan oleh pelatih, bisa juga karena kurang terpantau mereka jadi curi-curi latihan. Jadi ya secara kasat mata mungkin ada yang turun,” ujarnya di sela-sela tes fisik, Sabtu (5/12).
Meski begitu, kata dia, pihaknya terus mendorong pelatih untuk melakukan latihan mandiri dan memberi laporan dalam bentuk video. Harapannya, dengan pantauan seperti itu, hasil tes fisik kali ini minimal bisa menyamakan seperti pada tahun 2019 lalu.
“Jadi memang artinya jika latihan mandiri itu dilakukan secara benar-benar oleh atlet, mudah-mudahan seara umum hasil tes fisik kali ini bisa meningkat. Akan tetapi, kami belum bandingkan hasil tes fisik kali ini, dengan tahun lalu. Bagaimana pun hasil tes fisik ini, akan menjadi modal data awal untuk pengembangan berikutnya, jadi nanti bukan dari nol lagi,” katanya.
Menurut dia, pada tes fisik kali ini diharapkan atlet harus mendapatkan hasil 70 persen. Bagi atlet yang hasil tes di bawah angka tersebut, maka pola latihan yang diberikan harus lebih berat ketimbang mereka yang sudah mencapai angka 70 persen.
“Tahun depan tidak ada tes fisik lagi. Tapi kami akan melakukan tes parameter, hanya saja itu dilakukan oleh cabor masing-masing. Namun dengan pantauan kami dan materi pengujian yang sama dengan tes fisik ini,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Banten Rumiah Kartoredjo mengatakan tes fisik pada Desember 2020 ini, merupakan program yang dirancang untuk melihat hasil latihan mandiri yang selama ini dilakukan.
“Ini kan memang program salah satu tahapan yang harus dilalui. Jadi meski latihan mandiri toh ada beberapa cabor juga yang menggelar event secara virtual, yang terbukti atlet-atlet kita serius. Contohnya Rizki Juniansyah, yang mampu menjuarai kompetisi angkat besi dunia,” tuturnya. (cmb/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post