SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Hujan yang mengguyur selama tiga hari berturut-turut sejak Jumat (4/12) hingga Minggu (6/12) menyebabkan sejumlah sungai di Kabupaten Lebak meluap. Ribuan rumah terendam banjir, 27 unit bangunan rusak diterjang longsor dan satu orang hilang terbawa arus sungai. Banjir juga merendam ribuan rumah warga 20 desa di Kabupaten Pandeglang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menyatakan hingga hari Minggu (6/12) pukul 17.00 Wib, terdapat 1.200 rumah terendam banjir sementara yang terdampak longsor 29 rumah dengan rincian 11 rusak ringan, 5 rusak sedang dan 13 rusak berat. Selain itu, satu unit bangunan sekolah rusak, dua ruas jalan mengalami kerusakan dan satu jembatan gantung roboh.
“Berdasarkan data sementara ada 1.200 rumah yang terendam banjir, 27 rusak dihantam longsor dan jalan amblas, satu sekolah dan satu unit jembatan gantung rusak. Tiga orang hanyut terbawa sungai namun dua dinyatakan selamat. Satu orang lainnya masih dalam pencarian petugas gabungan,”kata Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Lebak, Febby Rizki Pertama, Minggu (6/12).
Satu korban hanyut diketahui bernama Apud (17), santri Pondok Pesantren Darul Ulum Kecamatan Malingping. Dia terbawa arus Sungai Cilangkahan, tepatnya di Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping.
Menurut BPBD, banjir merendam rumah warga di 11 kecamatan. Yakni, Wanasalam, Cijaku, Cigemblong, Malingping, Cirinten, Bojongmanik, Leuwidamar, Gunungkencana, Banjarsari, Cileles dan Cimarga. Sementara longsor terjadi di wilayah Muncang, Leuwidamar, Leuwidamar, Cipanas dan Lebak Gedong.
Sedangkan kerusakan infrastruktur masing-masing terjadi di Kampung Warunglame menghubungkan Desa Tanjungwangi, Kecamatan Muncang. Di lokasi ini, jalan sepanjang 10 meter yang menghubungkan Muncang-Leuwidamar amblas.
Kerusakan jalan juga terjadi di jalan poros Desa Mekarmanik di Kampung Sukamaju, Kecamatan Bojongmanik. Jalan desa ini amblas sepanjang 10 meter.
Selanjutnya banjir juga menyebabkan kerusakan bangunan SD 1 filial di Kampung Sinarjaya, Desa Girigajabaya, Kecamatan Muncang. Sementara satu unit jembatan gantung permanen Desa Sangiang-Bolang Kecamatan Malingping rusak karena pilar tengahnya ambruk.
Febby Rizki Pertama menyatakan pihaknya masih mengantisipasi banjir susulan karena cuaca ekstrem masih terjadi serta ketinggian air khususnya di sungai Ciujung mencapai 740 centimeter dengan status siaga 1. BPBD terus berkoordinasi dengan sejumlah perangkat kecamatan, TNI dan Polri yang tersebar di 28 kecamatan untuk mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
“Untuk bantuan kedaruratan kita masih berkoordinasi dengan pihak aparat di masing-masih wilayah yang terdampak,” tandasnya.
Sementara itu banjir juga melanda 20 desa yang tersebar di 6 kecamatan di Kabupaten Pandeglang yakni Munjul, Sobang dan Kecamatan Cikeusik, Minggu (6/12). Rata-rata ketinggian air yang merendam rumah warga mencapai 30-50 cm. Hingga saat ini, warga masih memilih bertahan di rumahnya masing ketimbang mengungsi.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang, Ade Mulyana mengungkapkan, banjir tersebut belum mengkhawatirkan. “Kami pantau secara intens. Sejauh ini banjir susulan melanda di 6 Kecamatan dengan jumlah total 20 desa. Sejauh ini tidak mengkhawatirkan karena airnya luapan dari sungai dan tidak deras serta ketinggiannya paling tinggi hanya 50 cm,” kata Ade saat dihubungi via Whats Aap (WA), Minggu (6/12).
Jika hujan tak reda- menurutnya, kemungkinan bajir bakal meluas ke beberapa wilayah lagi yang rawan banjir. “Mudah-mudahan itu tak terjadi, kami masih terus berupaya membantu masyarakat yang menyelamatkan barang-barang berharganya,” tandasnya.
Koordinator Kampung Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Pandeglang, Beni Madsira menambahkan, sejauh ini warga belum mau mengungsi ke tempat pengungsian yang disediakan. Warga menganggap banjir yang melanda tidak tinggi.
“Warga masih enggan mengungsi. Kami sudah siap siaga mendirikan tenda darurat di wilayah yang tinggi. Sejauh ini, Alhamdulillah relatif aman, dan tidak memberikan dampak bahaya,” katanya.
Pihak bersama warga terus membersihkan sampah di sungai yang diduga menjadi penyebab banjir ke perkampungan. “Kami masih membersihkan sampah yang menyumbat wilayah sungai, karena rata-rata banjir diakibatkan luapan air dari sungai,” tandasnya.
Anggota Polsek Munjul, Briptu Ach Syaiful Rizal memastikan, dalam peristiwa bencana banjir itu tak memakan korban jiwa. Hanya saja kata dia, tak sedikit rumah warga terendam banjir tersebut.
“Sejauh ini hasil penelusuran kami bersama pihak TNI di Kecamatan Munjul, tak ada korban jiwa yang diakibatkan banjir tersebut,” katanya. (nipal/mulyana/gatot)
Diskusi tentang ini post