SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Banjir yang melanda Kabupaten Pandeglang terus meluas. Hingga Senin (7/12), air setinggi 1 hingga 2 meter sudah merendam rumah hingga akses penduduk di 12 kecamatan atau bertambah 6 kecamatan dari sehari sebelumnya.
Data dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang memperlihatkan banjir melanda 2 desa di Kecamatan Sobang, 9 desa di Cikeusik, 3 desa Kecamatan Sukaresmi, 2 desa di Sindangresmi, 2 desa di Picung, 2 desa di Panimbang, 1 desa di Kecamatan Patia, 4 desa di Kecamatan Angasana, 2 desa Kecamatan Cigeulis, 1 desa Kecamatan Bojong dan 1 desa Kecamatan Pagelaran. Selain itu, terdapat sejumlah wilayah yang terisolasi akibat jalan utama direndam banjir. Masing-masing di wilayah Kecamatan Cikeusik, Sindangresmi, Sobang dan Patia.
Banjir di Kecamatan Cikeusik cukup parah. Air bahkan merendam gedung pondok pesantren terpadu Al-Mumin di Kapung Lewimuja, Desa Sukaseneng, hingga hanya atapnya yang kelihatan. Pimpinan Ponpes Terpadu Al-Mumin Ustaz Rusdi mengungkapkan, dari Minggu hingga Senin banjir di wilayahnya belum surut. Bahkan semakin membesar hingga merendam asrama Ponpes tersebut. Rusdi menjelaskan para santri telah diungsikan ke musala yang terletak di dataran tinggi.
“Ponpes terendam banjir itu sejak Minggu (6/12) sekitar pukul 03.00 WIB, ya semua gedung Ponpes terdampak, baik itu asrama ustaz, tempat tahfidz Quran, asrama putri, dan asrama pimpinan,” ungkap Rusdi, saat dihubungi via Whatsap (WA), Senin (7/12).
Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) Kecamatan Cikeusik, Angga Permana mengungkapkan ada dua desa yang terisolasi di Kecamatan Cikeusik yakni di Sumur Batu dan Sukawaris. Pihaknya bersama tim medis Puskesmas Cikeusik dan jajaran lainnya sudah menembus ke lokasi yang terisolasi menggunakan perahu karet.
“Kami sedang di lokasi untuk melakukan evakuasi, memberikan bantuan dan melakukan pemeriksaan kesehatan di Kampung Lewi Gede, Desa Sumur Batu. Alhamdulillah, tak ada korban jiwa dan mudah-mudahan tidak ada serta cepat surut,” katanya.
Begitu juga tambah dia, air di wilayah Kampung Sukawaris, Desa Sukawaris, airnya terus naik sehingga banjir semakin meluas di wilayah tersebut. “Jika hujan tak berhenti, air bakal semakin membesar. Hal itu terjadi juga di wilayah Desa Sukawaris,” ujarnya.
Kepala Desa Bojongmanik, Kecamatan Sindangresmi, Sukri mengungkapkan, di wilayahnya ada sebanyak 4 RW yang terisolasi akibat banjir. Kini, warga di 4 RW tersebut sedang dievakuasi agar mengungsi ke wilayah dataran tinggi.
“Empat RW yang terisolasi akibat banjir itu di Kampung Jabing RW 01 di RT03, RW 03 di RT 01, RW 04 di RT 06, dan RW 05 di RT 05. Sebagian warga yang terisolasi sudah diungsikan di gedung sekolah yang lokasinya di dataran tinggi,” jelasnya.
Ketua Tagana Kabupaten Pandeglang, Ade Mulyana memastikan di semua kecamatan yang terdampak banjir sudah didirikan posko pengungsian. Bahkan pihaknya juga sudah membuat dapur umum. Salah satunya di Kecamatan Munjul.
“12 Kecamatan yang terdampak bencana banjir, sudah didirikan posko pengungsian. Selain posko menggunakan tenda, posko menggunakan gedung sekolah juga kami lalukan,” kata Ade.
Namun dia belum bisa memastikan berapa jumlah total pengungsi dari 12 Kecamatan tersebut. Karena hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendataan dan evakuasi para korban banjir.
“Jumlahnya masih dalam proses pendataan. Kami masih fokus melakukan evakuasi baik terhadap barang-barang berharga milik warga, maupun warganya yang mengalami isolasi,” tandasnya. (nipal/gatot)
Diskusi tentang ini post