Suspect Corona Sepulang Rayakan Imlek
5 Warga Kabupaten Tangerang Dinyatakan Negatif
SAM// 70 Orang Sucpect Corona di Indonesia
TIGARAKSA, SN—Lima warga Kabupaten Tangerang terindikasi suspect corona setelah merayakan Imlek di Negara Tiongkok. Namun setelah menjalani berbagai pemeriksaan kini seluruhnya dinyatakan sehat dan terbebas dari virus tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi menjelaskan, lima warga Tangerang, dinyatakan suspect corona setelah kepulangan mereka dari Tiongkok. Menurut Hendra, mereka dicurigai terkena virus corona setelah merayakan Imlek pada dua pekan yang lalu.
“Kasus corona di Kabupaten Tangerang, ada 5 yang tersuspect, mereka dicurigai karena mereka sempat pergi ke China untuk merayakan Imlek,” kata Hendra Tarmizi, Rabu (12/2).
Hendra menjelaskan, kelima orang tersebut sempat dirawat di RS Ciputra Citra Raya. Empat diantaranya diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing dengan menjalani masa pemantauan medis selama 14 hari. Ssementara salah satu diantaranya, dirujuk ke RS Sulianti Saroso.
“Satu pasien dari RS Ciputra akhirnya dirujuk ke RS Sulianti Saroso. Dan dari hasil pemeriksaan laboratorium di sana, dinyatakan negatif,” terangnya.
Saat ini semua pasien sudah diperbolehkan pulang, namun tetap harus rutin melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.
“Jadi selama 14 hari mereka harus melaporkan kondisinya, apakah masih terjadi demam, apakah ada sesak nafas. Syukurnya, kelima orang yang dalam pemantauan kami ini terus menunjukkan kondisi yang lebih baik dan sudah sehat kembali,” ucap dia.
Hendra memastikan, selain lima warga Kabupaten Tangerang itu, belum ada lagi warga Tangerang, yang dinyatakan tersuspect virus mematikan tersebut. Dia juga berharap tidak ada warga Indonesia khususnya, Kabupaten Tangerang yang terkena virus corona, Hendra menghimbau agar masyarakat selalu menjalankan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Itu kasus seminggu kemarin, sampai hari ini baru lima warga tadi saja. Memang kelima WNI ini setelah berpergian dari Tiongkok, bukan dalam satu keluarga,” tandasnya.
Di tingkat nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap data terbaru uji sampel spesimen virus Corona dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) RI. Dari 70 tes pemeriksaan, sebanyak 68 dinyatakan negatif.
“Ini diambil spesiemennya, spesimen ini diperiksakan ke laboratorium. Sampai saat ini jumlahnya 70 spesimen dan yang sudah keluar hasilnya 68 spesimen dan hasilnya negatif. Dua lagi masih berproses, tentu diperiksa,” ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang, di Kantor Staf Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (12/2).
Vensya mengatakan data tersebut diambil pada pukul 16.00 WIB, Selasa (11/2). Dia berharap 2 spesimen yang sedang diperiksa hasilnya negatif Corona.
“Itu data sampai pukul 16.00 WIB, kemarin sore. Berharap hasil yang dua, hasil yang kedua akan mengikuti dan menggenapi hasil yang negatif,” jelas Vensya.
Selain itu, Vensya berharap tidak ada lagi penambahan kasus yang suspect terjangkit virus Corona. Kalaupun ada, Vensya berharap hasilnya negatif ketika diperiksa di laboratorium.
“Berharap juga tidak ada lagi kasus-kasus yang bertambah dan orang yang mempunyai gejala yang mirip yang akan memeriksakan kesehatannya. Kalau ada hasilnya kita harapkan negatif,” ungkapnya.
Vensya mengatakan spesimen itu diambil dari warga negara yang datang dari China. Selain itu, orang tersebut memiliki beberapa gejala.
“Kita lihat kondisi yang ada di Indonesia bahwa spesimen yang diambil dari orang yang datang dengan mirip gejalanya, baik itu gejala demam, batuk-pilek, dan mungkin ada gangguan pernapasan,” tuturnya.
Vensya mengatakan data pasien suspect virus Corona cenderung berkurang secara global. Mengutip data badan kesehatan dunia, WHO, tidak ada penambahan jumlah negara yang terinfeksi virus Corona.
“Di global, ini dapat kami ada (data, red) kondisinya per 11 Februari 2020 pukul 01.00 WIB, ini confirmed infected masih terlihat adanya peningkatan sebelumnya. Namun suspected berkurang,” ujar Vensya Sitohang.
Vensya menambahkan angka kematian juga masih ada dan cenderung meningkat. Namun WHO dan pemerintah China mengatakan tak ada penambahan negara yang terinfeksi Corona dalam 7 hari terakhir.
“Ada kabar gembira dari data yang bisa kita lihat global. Secara epidemiologis harus dipantau, dari WHO dan pemerintah Tiongkok mengeluarkan data yang ada bahwa 7 hari berturut-turut tidak ada negara infected yang bertambah. Mudah-mudahan kabar baik buat kita semua,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan nama resmi untuk virus corona jenis baru yakni COVID-19. “CO” adalah singkatan dari “corona”, “VI” singkatan dari “virus”, “D” untuk penyakit (disease), dan “19” untuk tahun 2019, karena virus corona jenis baru ini pertama kali dikonfirmasi secara resmi pada Desember tahun lalu.
Ghebreyesus menambahkan WHO sengaja tidak menggunakan nama-nama yang dapat dikaitkan dengan wilayah geografis, hewan, atau sekelompok orang. WHO juga mengumumkan lebih dari 1.000 orang meninggal akibat terinfeksi COVID-2019. Ghebreyesus meminta dunia untuk bertindak.’
“Jika dunia tidak ingin bertindak dan menganggap virus ini sebagai musuh publik nomor satu, saya tidak yakin kita akan belajar dari masalah ini,” ujar Ghebreyesus. “Virus ini musuh nomor satu bagi seluruh dunia, dan bagi seluruh umat manusia.”
Hingga Rabu (12/2), jumlah kematian akibat COVID-2019 mencapai 1.113 orang, setelah provinsi Hubei melaporkan 94 kematian baru dan tiga kematian di wilayah Tiongkok lainnya.
Dalam laporan hariannya pada Selasa (11/02), komisi kesehatan provinsi Hubei mengkonfirmasi 2.105 kasus baru terkait COVID-2019, terendah sejak 30 Januari.
Ghebreyesus yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri Ethiopia ini juga meminta adanya upaya tindakan pencegahan dan bantuan terhadap negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah. Ia memperingatkan bahwa jika virus ini mencapai negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah, maka akan mendatangkan malapetaka.
”Untuk sekarang nampaknya tidak seperti itu, tetapi bukan berarti hal itu tidak akan terjadi. Mungkin saja,” katanya. (alfian/jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post